"Apakah kalian melihat pria-pria ini?" Tanya prajurit, pada para penjaga gerbang istana Gajah Messa.
Para penjaga memandangi lukisan Neo dan Jason dengan bingung, lalu mengangguk. "Yang agak kurus, dia datang pagi tadi, hanya saja dia sedang tidur!"
"Sedang tidur?"
"Kata dayang, dia tertidur di depan kamar mandi. Mungkin sakit atau kelelahan. Dia sedang ingin bertemu dengan Tuan Gajah Messa, tapi Tuan masih tidak ingin diganggu."
"Oh, begitu?"
"Ada keperluan apa?"
Prajurit tersenyum, "Ah, Ratu hanya ingin tahu apakah Tuan Gajah Messa baik-baik saja dengan isteri barunya."
"Oh, Nyonya Nilam?"
"Ya, Nyonya Nilam."
"Nyonya masih berada di kamar tamu, ditemani para dayang. Sepertinya juga masih tidur."
"Oh!"
"Lalu, apakah ada hubungannya dengan pria-pria di lukisan tersebut?"
"Eh, oh... Ratu hanya ingin tahu, apakah mereka mengawal Tuan Gajah Messa dengan baik. Sebab di istana, mereka ditugaskan seperti itu."
"Oh, begitu. Tapi baru satu yang kelihatan. Pria satu lagi belum. Cuma kalau dilihat dari body-nya sih, kok kayak segede dayang pengawal Nyonya Nilam ya?"
Para penjaga kembali memandangi lukisan yang diserahkan prajurit.
"Mirip dayang?"
"Iya, ada dayang dari istana yang badannya gede banget. Berotot! Mana kembennya selalu melorot. Kayak... kayak sengaja ingin menggoda kita, hahaaaaa...."
Tawa para penjaga itu membuat prajurit tersenyum, dia merasa lega, karena yakin tugasnya mencari jejak Nayaka dan Jayendra telah berhasil.
"Saya pamit dulu, mau melapor pada Ratu." Kata prajurit, sembari menggulung lukisan yang dibawanya.
Saat si prajurit telah memacu kudanya, para penjaga mulai melanjutkan perbincangan tentang si dayang berotot.
"Namanya siapa itu?"
"Jasinah, kata dayang Kepa, temannya."
"Dayang Kepa sih cantik, tapi Jasinah lebih menggoda. Serba gede, wow!"
"Hahaaa..."
"Aku melihat belukar di sela ketiaknya."
"Aiiih... menggoda!"
"Saat aku lewat, si Jasinah pasti sengaja melorotin kembennya. Aku jadi gemes, huahaaa...."
"Kita sikat nanti, jika Tuan dan Nyonya sedang pergi."
"Aku ingin gigit ototnya!"
"Aku ingin dibelai oleh lengannya yang mirip betis gajah."
"Bulu kakinya kulihat-lihat lebat juga."
"Apa kau lihat dia juga berkumis tipis?"
"Iya, mirip sinden terkenal dari Kadipaten Indramayu!"
"Si Euis Laeliyah?"
"Udah ganti, Iis Dahlia namanya sekarang."
"Kumisnya bikin meriang..."
"Mantaaappp!!!"
"Tapi, tetap lebih montok Nyonya Nilam ya? Aduh, besarnya merata. Mana itu dada udah kek bawa semangka dua."
"Bukan duren?"
"Huahaahaaa...."
"Huss!! Ingat, itu isteri baru Tuan..."
"Oh iya, sttt....."
Para penjaga mulai menutup mulut, dan kembali sibuk berjaga.
Dari jauh, Kepala Dayang mendengar percakapan itu, sebelum cepat berlari menuju kamar tamu. Menemui Sabda dan Jason.
"Prajurit istana datang mencari Tuan Nayaka, ini berita buruk!"
Sabda dan Jason saling berpandangan, lalu kembali sibuk mengikat kemben masing-masing.
"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Sabda.
"Kita harus segera mencari keberadaan kepala Nilam Sari. Sebelum prajurit lain datang untuk memenggal kepala kita!"
"Tapi cari di mana?"
"Tanya pada Gajah Messa!"
"Itu tidak mungkin!"
"Kenapa?"
"Bagaimana cara masuk ke kamarnya, ada penjaga juga."
Kepala Dayang langsung melirik pada Jason, yang makin putus asa mengurusi kembennya.
"Maaf Tuan Jayendra, sebagai Jasinah dayang, anda terpaksa harus melakukan sesuatu.""Apa lagi?" Sahut Jason. "Aku sudah capek lho dandan kayak banci begini. Tadi, aku juga baru mukulin kepala Neo."
Kepala Dayang menghela nafas,"Saya dan Nilam, eh Tuan Sabda, harus masuk ke kamar Gajah Messa. Tapi kami butuh dirimu untuk menggoda para penjaga. Sedikit genitlah, agar mereka bisa meninggalkan penjagaan kamar itu. Bawalah mereka agak jauh, goda mereka!"
"Apa?! Sehina itukah aku?"
"Cuma pura-puraaaa..."
"Aku bukan pria murahan."
"Cuma sebentar..."
"Aku punya harga diri, lho."
Sabda langsung melotot,"Jangan banyak bacot, ayo buruan! Mau pulang cepat atau tidak? Aku aja capek pake raga cewek begini. Rawan pelecehan tau! Ngebathin aku, sumpah! Tapi ini mungkin azab kita dulu pernah mainin cewek, atau... ah! Kau kan yang hobi main cewek? Jadi terima dulu azabmu!"
Jason cemberut. Dia merasa semakin kesal.
(Bersambung)
![](https://img.wattpad.com/cover/294189069-288-k34048.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter Jadi Lutung (Terbit SAGO/GONOVEL)
Historische RomaneSabda, adalah seorang Dokter muda yang sangat gemar berburu. Bersama dua sahabatnya, Neo seorang Hair Stylist terkenal dan Jason, seorang Chef macho, mereka kerap menyusuri hutan rimba untuk menembak hewan liar. Tetapi ketika mereka berburu ke hutan...