40: Buku yang Aneh

134 38 2
                                    

Sabda, mengunjungi perpustakaan kota siang itu. Hari liburnya, dipergunakannya untuk mencari sesuatu. Ada beberapa jam, sebelum dia harus kembali ke rumah menemani Rania.

"Bagaimana jika wanita itu datang lagi?" Tanya Rania, sebelum dia pergi.

"Nilam Sari itu?"

"Lamni Risa."

"Sama saja."

"Iya, apa yang harus kulakukan?"

"Usir saja!"

Ya, Sabda ingin mengusir setan itu. Apapun caranya. Salah satunya, dengan mencari data-data kemungkinan sejarah silam. Mungkin, dia bisa mengulik banyak pemahaman soal kasusnya saat terjebak di hutan dan masuk ke zaman silam dulu. Agar bertemu sesuatu yang mampu membebaskannya dari segala kutukan.

"Kalau kisah Lutung Kasarung dan Purbasari, itu adanya di buku cerita legenda anak-anak Pak. Ada sih yang berbagai versi, tapi ujungnya bercerita tentang kisah cinta mereka yang abadi. Ya, semacam itulah." Kata staf perpustakaan.

"Apakah ada cerita versi lain?" Tanya Sabda.

Staf Perpustakaan lalu mengetik sesuatu di komputernya, lalu tersenyum. "Ada sih, Pak. Tapi itu buku cerita yang tidak terkenal. Judulnya Lutung Kasarung Bukan Jodoh Purbasari."

"Ada bukunya?"

"Ada, di rak buku novel remaja. Itu buku lama. Bareng dengan ke luarnya komik Si Petruk. Tahun 80-an deh kayaknya. Saya pernah baca dulu, lucu bukunya. Dikisahkan jika Lutung Kasarung malah dijodohkan dengan Dewi Nilam Sari, dan Purbasari malah menikah dengan mantan pacar kakaknya si Purbararang. Saya lupa nama suaminya Purbasari."

"Siapa penulis buku itu?"

Staf perpustakaan kembali mengetik,"Namanya, Janitra."

"Janitra?!"

Sabda segera bergegas ke arah rak buku yang ditunjuk staf perpustakaan. Jantungnya berdegub kencang, saat meraba-raba di antara deretan buku tua terbitan antara tahun 70 hingga 80-an. Buku-buku yang mulai menguning, serta mengeluarkan bau khas.

Ketemu!

Sebuah buku bersampul hijau yang mulai sobek dibeberapa sisi ditemukan. Judulnya, Lutung Kasarung Bukan Jodoh Purbasari. Penulisnya, Janitra.

Mendadak, Sabda teringat pria tetua adat dari Buana Panca Tengah yang pernah ditemuinya saat dia jadi lutung itu. Namanya sama, Janitra!

Keterkejutan Sabda bertambah lagi, saat membuka halaman kedua dari buku tersebut. Ada sebuah puisi yang tertulis, dengan sejuta makna.

Sabda alam Guruminda
Mencintai Purbasari si pemilik lesung istana
Tetapi takdirnya, adalah seorang Dewi berdarah Nirwana...

Perlahan, Sabda bergerak menuju bangku baca di perpustakaan tersebut. Hatinya guncang, saat membaca lembar demi lembar dari isi buku tersebut. Sungguh kisahnya sulit diterima nalar.

Lutung Kasarung alias Guruminda, yang pada legenda-legenda cerita anak disebutkan akan menjelma jadi Pangeran Tampan dan kemudian menjadi pasangan Purbasari, justru tidak ditemukan pada cerita yang ditulis Janitra ini.

Purbasari menghaturkan sembah kepada Guruminda, yang selama ini telah menjelma sebagai lutung dan setia menjadi sahabatnya dalam perjuangan untuk berupaya merebut kembali tahtanya. Sayang, waktu Guruminda tidak lama, dia harus segera mencari Dewi Nilam Sari, untuk dibawa kembali ke Nirwana.

"Cepat selamatkan calon isterimu, Guruminda. Waktumu tidak banyak. Jangan khawatirkan aku. Sebab sekarang, aku bersama Agra Seta." Kata Purbasari, seraya melirik pria tampan di sampingnya.

Guruminda tersenyum. Dia berjanji akan cepat mencari Dewi Nilam Sari, apabila Purbasari telah menikahi Agra Seta secara resmi. Mereka telah bersatu menyingkirkan Purbararang dari tahta, tetapi wanita itu masih hidup dan lari menuju Buana Panca Tengah. Berupaya mencari kitab, untuk mengubah takdir. Jika Purbasari menikahi mantan kekasih Purbararang, cinta pertama dan sejati wanita itu, maka akan hancurlah hatinya. Ini ibarat sebuah pembalasan cerdas yang halus, namun mengerikan.

Guruminda, merasa balas dendam itu perlu. Akibat rasa benci Purbararang terhadap dirinya dan Purbasari, wanita itu tega menuliskan takdir lain di salah satu lembar kosong di halaman terakhir kitab Ki Anom Ksatria. Karena tiba-tiba, dari langit disebutkan, bahwa seseorang telah menuliskan tentang baru takdir Guruminda, yang harus menikah dengan Dewi Nilam Sari, dan membawanya ke Nirwana.

Purbararang berharap, Purbasari akan kecewa dan patah hati, hingga bisa dilemahkan. Sayangnya, Purbasari memiliki taktik lain yang mampu menyerang Purbararang dengan lebih menyakitkan. Dia telah mengenal Agra Seta, saat dibuang Purbararang dulu. Kekasih lama Purbararang itu, ternyata juga menaruh hati padanya, hingga tak menolak untuk menikahi Purbasari.

Tinggal Guruminda yang harus menuntaskan takdirnya sendiri. Siapa Dewi Nilam Sari, dia belum bertemu. Hanya tahu, jika wanita itu memiliki darah seorang dewi, dengan kecantikan yang konon hingga seindah seribu bulan purnama.

Setelah menyaksikan Purbasari dan Agra Seta menikah. Baru Guruminda berangkat mencari Dewi Nilam Sari, didampingi Nayaka dan Jayendra. Pada awal masa Tahun Gending Rusa, mereka akhirnya bisa bertemu dengan Dewi Nilam Sari, di Lembah Jalir. Lalu membawa dewi cantik rupawan itu, kembali ke Nirwana...

Sabda mengernyitkan dahi. "Lembah Jalir? Bukan Lembah Jurig ya?"

Dengan tergesa, Sabda membuka ponsel, dan mengecek di internet arti nama Jalir.

Ingkar? Lembah Pengingkaran? Tapi ingkar tentang apa, bathinnya.

(Bersambung)

Dokter Jadi Lutung (Terbit SAGO/GONOVEL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang