Seorang gadis sedang duduk bersantai di balkonnya. Ia menatap langit yang kian menggelap. Sudah beberapa lama sejak ia keluar dari rumah sakit. Keadaannya sudah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan waktu itu. Greg juga sudah divonis hukuman penjara seumur hidup. Hukuman yang memang setimpal untuk penjahat seperti dirinya.
"Sekarang apa kau sudah lebih tenang, Winter?" gumam Zae pelan. Akhirnya, semuanya sudah selesai. Tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu kaca balkonnya. Zae menengok dan ia bisa melihat seorang pelayan menghampirinya.
"Maaf, Nona. Tuan dan Nyonya besar sudah pulang kerja dan kini memanggil Anda ke ruang kerja Tuan Troyes."
Zae mengangguk. Ia berdiri dan kemudian segera beranjak ke ruang kerja sang ayah. Masih ada satu hal lagi yang harus mereka bicarakan. Ketika Zae masuk, ia dapat melihat ayah, ibu, dan kembarannya yang sudah ada di dalam.
"Jadi, kalian ingin membicarakan apa?" tanya Troyes langsung.
Zae dan Zoe saling bertatapan. Mereka tersenyum mantap sebelum akhirnya mulai berbicara. "Kami sudah memutuskan. Aku akan membantu Mom meneruskan AM Group dan Zoe akan tetap bekerja di CIA," ujar Zae yakin.
Troyes dan Cantrelle sedikit tercengang dengan keputusan besar dua anak kembarnya itu.
"Apakah kalian benar-benar yakin?" tanya Cantrelle.
"Ya, kalian tidak perlu terburu-buru, Twins. Dad dan Mom akan selalu memberikan kalian waktu sebanyak-banyaknya sampai kalian benar-benar siap."
Zoe tersenyum menatap kedua orang tuanya. "Ini keputusan yang sudah kami pikirkan sejak lama. Kami memang menginginkan ini, tidak ada yang lain."
"Kalian bukan melakukannya karena terpaksa, kan?" tanya Troyes lagi.
"Sama sekali tidak, Dad." Zae menggenggam tangan ayahnya memberi keyakinan.
Troyes menghela napasnya. Ia kemudian menatap Cantrelle yang kini mengangguk yakin.
"Jika begitu, maka Dad dan Mom akan mendukung keputusan kalian."
Keluarga kecil itu berpelukan bahagia. Zae tahu keputusan ini adalah keputusan besar yang akan mengubah masa depannya. Ia sudah belajar untuk menerimanya. Ini akan menjadi jalan dan lembaran baru yang akan membawanya entah kemana lagi.
"Setelah ini, ada satu hal lagi yang harus kita lakukan."
"Apa itu?" Troyes mengerutkan dahinya heran.
Ekspresi jahil nan menyebalkan langsung muncul dari wajah gadis itu. "Kalian pasti suka."
...
"Zae kenapa kau lama sekali?" protes Zoe. Ia benar-benar dongkol dengan kebiasaan Zae yang suka konser di kamar mandi.
"Iya, sebentar lagi," teriak Zae dari dalam. Terakhir kali ia bilang begitu satu jam yang lalu dan Zoe sudah tidak ingin mempercayainya.
"Kalau kau masih lama, kau akan kami tinggal."
Tak lama terdengar suara seperti orang terburu-buru. Zae kemudian keluar dari walk in closetnya dengan wajah yang terlihat lebih segar.
"Kau itu kebiasaan. Kalau memang ingin mandi lama, setidaknya bangunlah lebih pagi."
"Ya, ya," jawab Zae asal. Ia bosan sekali menerima nasihat panjang kali lebar yang selalu Zoe keluarkan. Dua anak kembar itu lalu segera turun ke bawah karena mereka sudah ditunggu oleh yang lain. Hari ini, keluarga Ambroise akan berlibur ke Tampa, Florida. Mereka akan menginap selama seminggu di rumah penginapan milik mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conglomerate's Love
General FictionTHE LOVE SERIES #2 17+ Zae Ambroise, gambaran gadis sempurna dambaan umat manusia. Paras cantik, kekayaan tak hingga, dan otak cerdas sebanding dengan Einstein. Siapa sangka ia memilih untuk membangun kehidupan baru di sebuah negeri yang bahkan tak...