Seorang pria baru saja masuk ke rumahnya. Setelah bebersih, pria itu langsung berbaring di atas tempat tidur. Senyumnya tak berhenti merekah ketika mengingat pertemuan dengan gadisnya tadi.
Zae Ambroise. Gadis yang begitu berarti baginya. Nicholas sudah menunggu selama 12 tahun demi bisa bertemu dengan anak itu. Setitik air mata jatuh di manik biru itu.
"Akhirnya aku bisa bertemu kembali denganmu, Pumpkin," gumamnya pelan. "Andai saja kau tahu betapa aku telah menunggumu selama ini."
Pikirannya langsung melayang pada kejadian 17 tahun yang lalu....
...
Anak lelaki itu baru saja turun dari bus sekolahnya. Ia melambai pada teman-teman yang masih ada di dalam.
"Besok kita tanding ulang. Akan kupastikan kau kalah."
Nicholas tertawa-tawa. "Kita lihat saja besok." Ia kemudian memasuki halaman rumahnya. Hah, tumpukan PR sudah menunggunya. Namun, ia tiba-tiba melihat kedua orang tuanya keluar dan terlihat terburu-buru.
"Nicholas? Kau sudah kembali? Kalau begitu, cepat berganti pakaian," perintah sang ibu.
"Memangnya kenapa, Mom?" tanyanya dengan raut wajah heran.
"Mrs. Ambroise sudah pulang setelah melahirkan. Kita harus mengunjungi mereka," jawab ayahnya.
Wajah Nicholas langsung berubah sumringah. Ia langsung masuk dan mengganti pakaiannya. Oh, dia dengar Troyes dan Cantrelle akan melahirkan anak kembar perempuan. Nick penasaran secantik apa anak-anak itu.
Nicholas dan kedua orang tuanya kemudian berjalan menuju rumah milik Ambroise yang ada di sebelah mereka. Ketika masuk, beberapa pelayan menyambut mereka dan mengarahkan ke sebuah kamar. Terlihat Cantrelle yang sedang beristirahat di atas tempat tidur dan Troyes yang menemani istrinya.
Wajah pasangan muda itu langsung berubah cerah ketika melihat siapa yang masuk.
"Ya Tuhan, Mia, Liam, Nicholas! Kalian datang?" Cantrelle ingin turun dari ranjang untuk menyambut temannya itu sebelum tangan Troyes menahannya.
"Kau harus banyak istirahat, Sayang."
Cantrelle merengut. Ia sebenarnya sudah tidak apa-apa, tapi suaminya ini terus bersikeras agar dirinya tetap istirahat dan jangan terlalu banyak bergerak. Mia dan Liam terkikik melihat tingkah orang tua baru itu. Mereka kemudian menghampiri Cantrelle dan Troyes untuk menyalaminya bergantian.
"Selamat sudah menjadi orang tua baru," ucap Mia. Wanita itu kemudian memberi kado bagi bayi mereka. "Terimalah kado dari kami ini."
"Astaga, Mia. Kau tidak perlu repot." Troyes menggelengkan kepalanya.
"Ini sama sekali tidak merepotkan, Troyes. Kita ini sudah seperti keluarga." Liam menepuk bahu pria itu untuk meyakinkannya. Troyes kemudian mengambil bingkisan dari tangan Mia dan menaruhnya di sebuah meja. Meja itu juga penuh dengan tumpukan kado.
"Jadi, siapa nama anak kembar itu?" Pertanyaan itu datang dari mulut Nicholas. Sedari tadi ia bertanya-tanya dimana anak kembarnya?
"Kau ingin melihatnya, Nicholas?" tawar Troyes. Nicholas mengangguk dan kemudian mengekori Troyes ke sebuah boks bayi berukuran cukup besar. Nicholas kini melihat dua bayi yang tertidur lelap. Wajah mereka sama persis.
"Oh God, they're so beautiful!" pekik Mia sambil berbisik. Ia takut membangunkan kedua bayi itu.
"Ya, mereka ini benar-benar persis seperti Troyes. Aku hampir tidak mewarisi apa-apa," ketus Cantrelle yang entah sejak kapan sudah berdiri di sebelah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Conglomerate's Love
General FictionTHE LOVE SERIES #2 17+ Zae Ambroise, gambaran gadis sempurna dambaan umat manusia. Paras cantik, kekayaan tak hingga, dan otak cerdas sebanding dengan Einstein. Siapa sangka ia memilih untuk membangun kehidupan baru di sebuah negeri yang bahkan tak...