XXVII

2.2K 204 8
                                    

DNS

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DNS

♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧♧

"AYAH" teriak junkyu tidak terima mendengar perkataan sang ayah yang terbilang cukup santai.

"D-obby udah kenyang, d-obby mau buat pr dulu " doyoung langsung lari menuju kamarnya, junkyu mengusap wajah dengan kasar. Pupus sudah. Semua sudah terbongkar.

"Ayah puas" katanya dengan wajah kesal setengah mati, padahal junkyu sudah berusaha menutup - nutupi ini, tapi ayahnya malah ceplas - ceplos gak jelas. Bikin junkyu sakit kepala saja.

"Kenapa nak, doyoung juga harus tau kalau kamu bakal tunangan dengan yuna 1 bulan lagi" bundanya malah ikut - ikutan membuat junkyu makin panas.

Dibantingnya sendok keatas piring, junkyu menatap kedua orang tuanya dengan pandangan benci, setelah itu junkyu pergi menyusul doyoung kekamarnya.

"Kalian gak perlu ikut campur urusan pribadi saya" desisnya kesal, junkyu naik menuju tangga kelantai atas, mengetok pintu kamar doyoung beberapa kali, tidak ada sahutan sedikitpun.

Orang tuanya terlalu ikut campur, junkyu benci mengingat mereka yang terang - terangan tidak peduli pada anak - anaknya dan sekarang sok - sok an peduli. Merasa paling benar, padahal junkyu sudah berusaha bersikap sopan tapi orang tuanya selalu memancing emosinya membuat junkyu panas.

"Doyoung buka pintunya"

TOK TOK

Junkyu mengetok kasar pintu kamar doyoung yang terkunci, tidak ada sahutan dari dalam, jelas saja doyoung tidak mau membuka.

"Doyoung" junkyu menghela nafas pelan, menatap pintu didepanya dengan wajah lelah.

"Doyoung buka pintunya"

"Doy"

"Doyoung" masih tidak ada jawaban.

"Hufff oke gue ngaku" ada jeda beberapa saat sebelum junkyu mengambil nafas dalam kemudian bicara.

"Semua yang lo dengar benar dan gue harap lo gak kecewa, maafin gue" masih hening tanpa menghiraukan perkataannya. junkyu pergi setelah mengucapkan itu, dia masuk kedalam kamarnya dengan perasaan sedih, tidak pernah junkyu segalau ini. Karna didiamkan oleh doyoung.

Sedangkan doyoung bersandar pada pintu kamarnya, memegang dadanya yang mulai terasa sakit, air mata doyoung lolos saat mendengar junkyu mengakui jika semua perkataan ayah mereka adalah benar adanya.

Jadi semuanya benar.

Padahal baru semalam mereka saling berjanji untuk tidak akan pergi meninggalkan siapapun.

Doyoung menutup mulutnya, isakan yang kian keluar dari mulutnya membuat doyoung memejamkan mata sambil menitikan air mata.

Doyoung menangis dalam diam, perasaan kacau membuatnya kian bersedih, doyoung membenturkan kepalanya beberapa kali pada pintu, junkyu sudah pergi, hanya dirinya yang tersisa disini, doyoung sangat sakit.

Brother Complex : KyuBy [Treasure][END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang