5

2.3K 156 1
                                    

"Nda" panggil Syahla pelan

"Apa selama ini kamu suka sama Abi Syah?" tanya dinda menatap Syahla meminta penjelasan.

Syahla bingung harus jawab apa, Syahla takut Dinda marah dan menjauhi dirinya.

"Aku bisa jelasin nda." ucap Syahla.

"Jawab Syahla!" ucap Dinda yang suaranya sedikit meninggi dengan mata yang sudah berkaca kaca, Syahla menunduk dan mengangguk pelan.

"Kenapa kamu gak bilang dari awal Syahla" ucapnya lirih.

"Karena walaupun aku cerita Abi tetap sukanya sama kamu nda, dan aku gak mau merusak persahabatan dengan kamu dan Abi cuma kalian yang aku punya"ucap Syahla dengan air mata sudah tidak bisa dibendung lagi.

"Hatinya Abi cuma buat kamu nda, dan setelah kamu cerita kamu juga suka sama Abi di satu sisi aku merasa senang karena cintanya Abi gak bertepuk sebelah tangan di satu sisi aku juga sedih harapan aku gak akan pernah terwujud"

"Aku sayang kamu sama Abi nda, orang tua aku udah gak ada cuma kalian yang aku punya"

"Maafin aku Syahla, aku memang bukan sahabat yang baik buat kamu, aku gak peka sama perasaan kamu, maaf karena aku udah hadir di tengah tengah kalian berdua seharusnya aku nggak ada diantara kalian berdua."

"Aku akan membatalkan pernikahan aku sama Abi" ucap Dinda, syahla terkejut dan mendongak menatap Dinda,

Syahla menggeleng kepala "Nggak nda, jangan lakuin itu aku gak mau bahagia di atas penderita orang lain, aku gak mau buat Abi sedih nda, dia sangat senang saat kamu terima lamaran nya, aku gak mungkin menghancurkan semua impian dia sama kamu, aku mohon jangan lakuin itu nda."

"Tapi kamu juga terluka Syah" Dinda tidak habis pikir dengan sahabatnya ini, padahal perasaan dia juga terluka tapi kenapa masih saja memikirkan orang lain.

Syahla menggeleng "Justru aku akan lebih terluka ketika liat kalian terluka, jangan peduliin perasaan aku nda, aku gak papa, aku nggak mau jadi penghalang kalian, kalo kamu batalin semuanya bakal banyak yang terluka, kamu, abidzar, orang tua kamu dan orang tua abidzar juga akan sedih. Aku mohon jangan lakuin itu."

Syahla memeluk Dinda, kami pun menangis bersama hingga pengunjung cafe melihat aneh ke arah mereka.

Syahla dan Dinda berada di toilet, mata mereka sama sama sembab, mereka tertawa melihat wajah mereka.

"Kamu sih nangis jadi aku ikutan nangis juga kan"

"Yeh lagian ngapain kamu ikut ikutan juga" balas Syahla, dan mereka tertawa kembali.

Syahla menatap Dinda "Nda jangan pernah batalin pernikahan kamu sama Abi ya dan janji sama aku kalo kamu bakal buat dia selalu tersenyum ya" ucap Syahla, Dinda pun mengangguk.

"Aku juga mau pamit, Minggu depan aku bakal ke Bandung." ucap Syahla sumringah.

"Apa kamu pergi ke Bandung buat hindarin aku sama Abidzar?" tanya Dinda

"Nggak nda, karena memang itu kampus impian aku dari dulu, gak mungkin lah aku menjauhi kalian, kalian juga nanti boleh berkunjung ke sana." ucap Syahla, sebenernya Syahla ke Bandung bukan hanya karena di kota itu ada kampus impian Syahla melainkan untuk mendamaikan hatinya dulu.

"Yaudah kita pulang yok udah malam juga." Dinda pun mengangguk.

*****

Hari ini adalah hari bahagia untuk kedua sahabat Syahla, sebelum dirinya ke acara Dinda dia mau berkemas dan mempersiapkan segalanya dulu buat besok ke Bandung.

Syahla menghela nafas, sebentar lagi dia akan meninggalkan kota sejuta kenangan ini, meninggalkan kisah pahit percintaannya, dan meninggalkan orang orang yang menganggap dirinya sebagai keluarga mereka, dia sangat beruntung bisa bertemu dengan mereka.

Skenario Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang