35

1.2K 90 0
                                    

Syahla tengah duduk di ruang tamu asik dengan laptopnya, bukan sedang nonton drama, tapi dia sibuk mencari informasi kecelakaan 15 tahun lalu di internet karena dulu Abah nya itu cukup terkenal sebagai pengusaha sukses dan memiliki banyak cabang perusahaan jadi pasti ada informasi seputar kecelakaan nya di internet.

Dia berdecak "kok gak ada ya informasinya, apa ini sengaja di tutupin ya?"Syahla menyenderkan tubuhnya ke sofa dan menatap langit langit.

"Aneh gak sih udah beberapa hari ini tiba tiba peneror itu gak kirim paket atau pun chat lagi."

"Aku penasaran deh siapa peneror nya, kira kira siapa ya yang benci aku dan orang tua aku? Silvi sama pak varel gak mungkin, mereka aja ketemu aku baru baru ini. Lagian mereka juga udah berubah kok." Syahla mengacak rambutnya.

"Akh gak tau ah pusing lama lama." Ucap Syahla frustasi.

"Kalo misalnya aku pergi nanti siapa yang bakal urusin Arsha sama anak aku nanti?" ucap Syahla, dia memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya.

Dia gak boleh berpikir seperti itu terus. Ajal itu ditentukan oleh Allah, sekuat apapun orang itu ingin melenyapkan nya, kalau Allah belum suruh Malaikat Izrail mencabut nyawanya, peneror itu tidak akan bisa melenyapkannya.

"Oh ya ngomong ngomong Arsha mana ya udah jam 9 belum pulang juga." ucap Syahla.

"Bosen sendiri mulu." Keluh Syahla, dia membuka ponselnya untuk menghilangkan rasa bosannya.

"ASSALAMU'ALAIKUM SYAHLA CANTIK, SUAMI MU YANG TAMPAN INI PULANG NIH." teriak Arsha diluar sana sambil menggedor-gedor pintu seperti orang yang ingin menagih hutang, Syahla berdecak sebal, dia membukakan pintu nya.

"Wa'alaikumsalam gak usah teriak teriak juga kali sha kaya mau nagih utang aja." Arsha menyengir, dia mensejajarkan tubuhnya dengan perut Syahla.

"Assalamualaikum anak ayah." Sapa Arsha, dia mencium perut Syahla dan mendapatkan respon tendangan dari si kecil.

"Weh kamu main nendang nendang mulut ayah aja." Marah Arsha. Syahla terkekeh.

"Dia itu seneng di sapa kamu makanya di tendang."

"Ya tapikan gak harus di tendang juga." ucap Arsha dengan muka masam.

"Udah udah ayo masuk."

Mereka pun masuk Arsha pergi untuk membersihkan badannya terlebih dahulu sedangkan Syahla memanaskan makanan untuk dirinya dan Arsha makan.

Setelah selesai makan mereka pergi ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh nya yang lelah.

Syahla merebahkan tubuhnya ternyata gini ya rasanya mengandung, tidur hanya bisa terlentang. Perjuangan seorang ibu untuk anaknya sangatlah besar belum lahir ke dunia aja perjuangan sudah seperti ini apalagi jika sudah lahir nanti.

Dahulu Rasulullah SAW menjawab pertanyaan yang berasal dari seorang sahabat. "Ya Rasul, siapakah orang yang harus aku hormati di dunia ini." Rasul menjawab, "Ibumu." Kemudian dia bertanya lagi, "Lalu siapa?" Rasul menjawab, "Ibumu." "Kemudian lagi, ya Rasul," tanya orang itu. "Rasul menjawab, "Ibumu." Lalu, laki-laki itu bertanya lagi; "Kemudian, setelah itu siapa, ya Rasul?" "Bapakmu," jawab Rasulullah.

pantas saja Rasullullah Saw menyebutkan ibu sebanyak tiga kali dalam hadits karena memang sangat besar perjuangannya saat hamil akan merasakan berbagai hal ketika akan melahirkan dia bertaruh nyawa dan menahan rasa sakit yang amat luar biasa.

Mereka rela berkorban segalanya demi si buah hati yang dicintainya. Mereka rela merasakan panasnya matahari di siang hari, dan dingin di waktu malam, tanpa pernah lelah untuk melindungi anak–anak dan keluarganya.

Skenario Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang