Syahla mengeluarkan sebuah foto dari laci, foto yang terdapat dirinya bersama kedua orang tuanya saat dulu, disana terpencar senyum bahagia dari tiga orang tersebut, Syahla tersenyum melihat foto itu kalau saja bisa memutar waktu dirinya tidak akan sia sia kan waktu itu.
Hanya foto ini saja yang bisa menyembuhkan rindu Syahla kepada kedua orang tuanya.
Syahla sangat rindu mereka, rindu kasih sayang mereka, rindu masakan umma, rindu pelukan umma, dan rindu suara ngaji Abah.
Syahla sangat kesepian, walaupun banyak yang sayang padanya tapi tidak bisa mengisi kerinduannya pada kasih sayang kedua orang tuanya.
Lagi lagi Syahla menangis, hatinya sangat sensitif jika masalah kerinduan kepada seseorang, terlebih lagi orang tuanya.
"Umma, Abah kalian tau gak? Syahla bahagia banget disini."
"Syahla udah nikah loh bah, iya, Syahla udah jadi seorang istri dan suami Syahla baikk banget tapi agak ngeselin sih hehe, aku sama arsha awalnya nikah terpaksa karena suatu insiden yang gak disengaja, tapi beneran deh umma Abah, Syahla sama Arsha gak ngelakuin itu, kita gak sengaja jatuh berdua dan umi sama Abi nya Arsha memergoki kita terus kita disuruh nikah, Syahla sebenernya gak mau cuma Syahla takut di tembak sama abinya arsha, abinya Arsha itu tentara umma, Abah, kan gak lucu kalo Syahla ditembak, tapi lama lama Syahla udah merasa nyaman sama suami Syahla."
"Disini banyak banget yang sayang sama aku ada Dinda, abidzar, bila, Devan dan orang tua mereka udah menganggap aku sebagai anaknya sendiri."
"Tapi bahagianya Syahla kurang lengkap tanpa kalian, umma Abah Syahla kangen Syahla pengen peluk kalian."
Syahla mendekap foto itu dan menangis dalam diam, jika kalian pikir tidak punya tua itu menyenangkan karena tidak ada Lagi yang mengatur hidup kalian, bebas mau pergi kemana aja tanpa harus izin dan kalian bisa ngelakuin apa pun yang kalian mau, tapi pasti akan ada saatnya kalian merasa kehilangan, kesepian dan hidup kalian itu kek hambar, jadi hargai mereka selagi ada.
Ponsel Syahla berdering dan ternyata dinda Video call Syahla mengusap air mata baru mengangkat panggilan nya.
"Hay assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam, kamu kemana aja ih rindu tau"
"Hehehe maaf lagi sibuk soalnya."
"Oh ya tumben kamu nelpon. Ada apa?" tanya Syahla. Di seberang sana wajah Dinda seketika tersenyum bahagia.
"Syah hari ini aku bahagia bangetttt" ucapnya sambil memancarkan wajah bahagia.
"Kenapa?"
Dinda mengeluarkan benda panjang berwarna putih dan ada dua garis, "Tada."
Syahla menutup mulut nya karena kaget sekaligus senang ketika Dinda memperlihatkan test pack yang bertanda garis 2.
"Ma syaa Allah nda, kamu hamil?" tanya Syahla masih tidak percaya, Dinda yang disebrang sana mengangguk semangat.
"Iya Syah, aku gak nyangka diumur aku yang masih muda, aku akan menjadi seorang ibu." Ucapnya penuh haru.
"Semoga lancar ya sampai lahiran, Abi udah tau?" tanya Syahla, Dinda menggeleng.
"Aku malu bilangnya"cicit Dinda, Syahla terkekeh geli.
"Ngapain malu sih?itu kan anak dia juga, pasti Abi seneng banget deh."
"Rencananya sih kasih tau nya pas dia pulang kerja." ucap Dinda, Syahla mengangguk.
"Eh nda maaf udah dulu ya, nanti kita lanjut lagi."
"Iya, dadah assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Takdir (Selesai)
SpiritualPepatah bilang 'cinta tidak harus memiliki' memang terkesan munafik karena setiap orang mencintai pasti berharap untuk memiliki seutuhnya orang yang dia cintai. Begitupun dengan Syahla dia berharap bisa memiliki orang yang dia cintai namun itu hanya...