"Keluarga gue hancur gara gara keluarga Lo, Lo harus membayar semuanya Syahla." Ucap pria bertopeng. Orang itu mendekat kearah Syahla sambil menodongkan pisau ke arah perut Syahla.
"Jangan pernah sakitin anak aku." Ucap Syahla perlahan mundur hingga punggungnya menabrak dinding di belakang nya.
"Hahaha gue gak peduli Lo sama anak lo itu, kalian harus nyusul orang tua lo, kalian harus MATI." Pria itu melayang kan pisau nya hingga menusuk perutnya.
"JANGAN!"
"akhh" Syahla membuka matanya, jantungnya berdebar kencang dia nafas nya terasa sesak, keringat sudah membanjiri wajah Syahla. Arsha yang tidur di samping Syahla ikut terbangun mendengar jeritan Syahla.
"Hey kamu kenapa?" Syahla hanya diam, setelah mendapatkan paket tadi pikiran nya sangat kacau. Hal hal negatif bermunculan di benak nya.
"Mimpi buruk ya?" Tanya Arsha dengan lembut, tanpa menjawab pertanyaan arsha, Syahla langsung memeluk Arsha erat.
"Sha aku takut." Ucap Syahla dan menangis di pelukan Arsha.
"Gak usah takut ada aku disini." Ucap Arsha menenangkan Syahla yang terlihat ketakutan.
"Kamu ambil wudhu dulu deh biar tenang." Syahla mengangguk dia menuju kamar mandi untuk berwudhu.
Syahla sudah selesai Wudhu dan kembali menuju kasurnya, dia merebahkan tubuhnya, hati dan pikirannya sedikit tenang setelah wudhu.
"Udah gak usah dipikirin itu cuma mimpi." Ucap Arsha dan memeluk Syahla memberikan kehangatan.
"Sha kamu janjikan bakal terus jagain aku?" tanya Syahla. Tentu saja Arsha mengangguk, dia akan terus menjaga istrinya dan gak akan membiarkan istrinya terluka.
"Iya aku janji."
"Jangan tinggalin aku juga ya."
"Iya sayang, aku akan terus disamping kamu dan jagain kamu. Sekarang kamu tidur lagi, aku bacain surah Al Mulk." Syahla mengangguk, Arsha pun memulai membacakannya sambil mengelus rambut panjang Syahla, Arsha merasa heran dengan tingkah Syahla dari tadi siang seperti ada yang di tutupi oleh istrinya tapi ia tidak tahu apa itu.
"Gak akan ada yang bisa nyakitin kamu Syah." bisik Arsha.
****
Deburan ombak terdengar keras angin pantai membelai lembut wajah Syahla, saat ini Arsha dan Syahla sedang berada di pantai. Langit berwarna oranye serta burung burung berterbangan untuk kembali ke sarang mereka menjadi pemandangan indah di waktu senja ini.
Sudah lama sekali Syahla tidak pergi ke pantai terakhir saat studi tour di SMP nya dulu.
"Sha kalo dipikir pikir takdir mempersatukan kita caranya lucu banget ya, berawal dari pertemuan gak sengaja eh tiba tiba langsung nikah jujur ya aku gak pernah kepikiran buat nikah sama cowok nyebelin kek kamu." Ucap Syahla terkekeh kecil mengingat masa lalunya.
"Nyebelin gini tapi kamu sayang kan?" ucap Arsha dengan nada menggoda.
"Bangettt"jawab Syahla. Mereka terkekeh.
"Kok kamu bisa sih cepet banget suka sama akunya?" tanya Syahla heran. karena dibandingkan dirinya Arsha lah yang lebih dulu suka padanya. Arsha mengangkat bahu.
"Mungkin karena kamu beda dari yang lain."
"Bedanya?"
"Ya beda aja. Kamu itu unik dan aku suka semua yang ada dalam diri kamu. Kamu yang apa adanya dan bisa jadi partner aku untuk menggapai surga nya Allah. Itu kenapa aku cepat suka sama kamu." Syahla tersenyum malu membuat Arsha gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Takdir (Selesai)
SpiritualPepatah bilang 'cinta tidak harus memiliki' memang terkesan munafik karena setiap orang mencintai pasti berharap untuk memiliki seutuhnya orang yang dia cintai. Begitupun dengan Syahla dia berharap bisa memiliki orang yang dia cintai namun itu hanya...