"Kayaknya aku butuh bantuan om Radit deh buat selidiki kasus ini." Syahla mengambil ponselnya dan mencari nama kontak Radit.
"Assalamualaikum om, om lagi sibuk?"
"Wa'alaikumsalam, Enggak Syah, ada apa?"
"Gini om akhir akhir ini Syahla sering di teror. Peneror ini suka mengirimkan paket aneh aneh, surat, sama neror Syahla lewat akun sosial media Syahla. Isinya itu selalu bilang kalo Syahla sebentar lagi bakal nyusul Abah sama Uma. Nah sekarang Bu murni ibu panti asuhan dimana Syahla waktu itu dititipin, tadi ngirim sebuah koper ke Syahla isi nya itu barang barang Abah om, terus ada map juga yang isinya bukti bukti kalo Abah gak selingkuh, kaya ada sebuah kejadian di masa lalu antara Abah sama peneror itu."
"Terus om bisa bantu apa?"
"Om bisa bantuin Syahla gak buat ungkap kematian Abah sama Uma"
"Tunggu tunggu, apa hubungannya kematian orang tua kamu sama aksi teror yang lagi kamu alami?"
"Syahla curiga peneror ini ingin balas dendam tapi Syahla juga gak tau balas dendam apa dan Syahla rasa kematian orang tua Syahla ini ada yang janggal, banyak yang bilang itu murni kecelakaan, tapi Syahla yakin ada sabotase di kasus ini."
"Oke om paham jadi peneror ini bisa jadi ada hubungannya sama kematian mas Riski sama kak Maryam? atau mungkin peneror itu yang buat mobil mereka kecelakaan"
"Iya om jadi Syahla mohon om mau bantuin Syahla buat ungkap semuanya, om juga kan punya anak buah yang bisa om andalkan jadi mau ya om please"
"Iya om bakal bantuin kamu, kamu jangan terlalu banyak pikiran kesian cucu om"
"Iya om, eh iya om tolong rahasin ini dari Arsha ya"
"Loh emang kenapa, bukannya Arsha perlu tau tentang ini karena ini semua juga menyangkut keselamatan kamu."
"Iya Syahla tau, cuma Syahla gak mau Arsha terlalu khawatir tentang ini dan Arsha juga keliatan nya udah capek dengan urusan di tempat kuliah dan kerja jadi Syahla gak mau tambah beban Arsha dengan ceritain semua ini. Syahla mohon ya om jangan kasih tau Arsha nanti kalo waktu nya udah tepat Syahla akan cerita sama Arsha."
"Yaudah tapi kamu harus jaga diri baik baik, okee?"
"Iya om, yaudah Syahla tutup ya cepet sembuh om Assalamualaikum"
"Wa'alaikumsalam"
****
Sore ini Arsha dan Syahla akan menjenguk Dinda yang baru saja melahirkan, tidak hanya berdua. Devan dan bila juga ikut menjenguk Dinda.
Tadinya hanya bila yang ikut bareng mereka tapi Devan memaksa ikut, mungkin karena ada bila sang pujaan hatinya yang sampai saat ini tidak terlihat akan membalas perasaan nya.
"Van Lo ngapain bawa boneka Segede gini sih, bikin sempit aja." Kesal Arsha karena Devan membawa boneka beruang yang sangat besar
Syahla dan bila yang berada di kursi belakang tertawa melihatnya.
"Lagian kenapa gak di taruh di bagasi aja sih." Ucap Syahla.
"Gak, kesian kalo ditaruh di belakang sendirian"
"Ya tapikan jadi sempit di sini"
"udah deh lo nyetir aja tuh yang fokus." Ucap Devan Arsha memutar bola mata malas.
Jalanan masih terlihat basah karena tadi sempat di guyur hujan yang lumayan deras, orang orang yang sedang meneduh di halte mulai kembali dengan aktivitas nya ketika hujan sudah mulai berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario Takdir (Selesai)
SpiritualPepatah bilang 'cinta tidak harus memiliki' memang terkesan munafik karena setiap orang mencintai pasti berharap untuk memiliki seutuhnya orang yang dia cintai. Begitupun dengan Syahla dia berharap bisa memiliki orang yang dia cintai namun itu hanya...