26

1.6K 113 0
                                    

"sha hari ini kamu mau makan apa?"tanya Syahla. Hari ini mereka sudah kembali habitatnya karena sudah terlalu lama juga menginap di rumah orang tua Arsha.

Arsha yang sedang memainkan laptopnya. Menoleh ke arah Syahla.

"Apa aja. Tapi hari ini biar aku aja yang masak, kamu istirahat aja." ucap Arsha, lalu menutup laptopnya.

"Kamu yakin? emang bisa masak?" tanya Syahla tidak percaya.

"Bisa lah, masak doang mah kecil. Waktu kamu marah kan gue pernah masakin. Atau jangan jangan kamu buang ya makanannya, duh sakit hati banget." ucap Arsha mendrmatis. Syahla terkekeh, dia baru ingat kejadian itu.

"Gak aku buang kok makanannya. Stick notesnya aja masih aku simpen." ucap Syahla.

"Oh ya?"

Syahla mengangguk "Iya, buat kenangan hehe. Sha bisa gak sih kamu tuh kalau ganteng ya ganteng aja jangan ditambah romantis, aku jadi makin suka sama kamu." ucap Syahla, Arsha tersenyum geli mendapatkan pujian dari Syahla.

Arsha menarik pelan hidung Syahla, "Bisa aja kamu."

Syahla menggenggam erat tangan arsha, "Sha gini terus ya, jangan pernah berubah."

"Iya aku gak akan berubah jadi Ironman kok."

"Ih bukan gitu maksudnya." kesal Syahla. Merusak suasana saja Arsha ini.

Arsha sudah menggunakan celemek, dia sangat terlihat lihai dalam memasak. Dari mulai memotong motong hingga yang lainnya

Setelah 15 menit akhirnya masakan telah selesai.

Arsha meletakkan masakannya di hadapan Syahla. Syahla menatap makanan nya ragu, walaupun dia pernah makan masakan Arsha masih saja ragu.

"Udah makan aja, gak aku kasih racun kok." ucap Arsha.

Syahla menyuapkan suapan pertama tapi belum juga memakan masakan Arsha, Arsha menarik tangan Syahla hingga dia terduduk di pangkuan Arsha. Syahla memekik kaget

"Ih arsha kenapa narik narik sih."

"Makannya sambil duduk jangan sambil diri. Dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di mana beliau melarang seseorang minum dan makan sambil berdiri. Qotadah berkata bahwa mereka kala itu bertanya (pada Anas), 'Bagaimana dengan makan (sambil berdiri)?' Anas menjawab, “Itu lebih parah dan lebih jelek. HR. Muslim no. 2024"

"Makan dan minum sambil berdiri juga gak baik buat tubuh."

"Iya maaf aku lupa tadi" ucap Syahla.

"Yaudah sekarang kamu makan jangan lupa baca bismillah." Syahla mengangguk dia membaca bismillah dan memakannya

"Gimana?"

"Enak gak nyangka loh kamu jago masak." ucap Syahla. Dia tidak berbohong untuk menyenangi hati Arsha tapi masakannya memang sangat enak.

"Oh ya?" Syahla mengangguk semangat dan menyuapkan makanannya ke mulut Arsha.

"Astagfirullah mata gue ternodai." ucap seseorang. Siapa lagi kalo bukan Devan. Syahla langsung berdiri dari pangkuan Arsha.

"Devan Lo kalo bertamu itu ketuk pintu dulu atau pencet bel dulu. Jangan asal masuk, gak sopan. Lo udah gede bukan anak kecil lagi jaga etikanya. Untung aja tadi Syahla pake jilbab coba kalo nggak udah dosa dia karena auratnya dilihat sama yang bukan mahramnya" ucap Arsha marah. nah kan tuan Arshaka udah marah.

"Iya iya sorry deh tadi pintunya kebuka jadi gue langsung masuk aja."

"Tapi itu bukan jadi pembenaran. Tetep aja harus sopan."

Skenario Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang