24

1.7K 120 0
                                    

Hari ini Syahla sudah diperbolehkan untuk pulang, Syahla sangat senang bisa pulang ke rumahnya setelah sekian lama dia di kurung di ruangan serba putih dengan bau obat obatan tersebut. Dia tengah menunggu Arsha yang sedang menemui dokter.

"Assalamualaikum." Syahla menoleh ketika ada yang mengucapkan salam, ternyata itu Devan. Pria itu membawa kursi roda sepertinya untuk Syahla.

"Wa'alaikumsalam, kamu ngapain bawa kursi roda?"

"Ya buat Lo lah, kan Lo mau pulang sekarang. Oh ya si Arsha mana?" tanya Devan.

"Lagi ketemu dokter dulu." Devan mengangguk dan duduk di sofa sambil memainkan game.

"Ada lo ternyata Van. Kita langsung pulang aja, dokter udah izinin." Syahla mengangguk ketika akan duduk di kursi roda, Arsha dengan cepat mengangkat tubuhnya dan menggendong Syahla, wanita itu memekik kaget ketika suaminya menggendong ala bridal style.

"Sha kenapa digendong, pake kursi roda aja, Devan udah bawain tuh."

"Gak perlu, aku gendong aja." Syahla mengangguk menuruti perintah Arsha.

"Yah sha terus ini gimana kuris roda nya?" tanya Devan bingung akan di kemana kan kursi roda tersebut.

"Lo aja yang duduk disitu."

"Kampret Lo sha." kesal Devan. Syahla dan Arsha tertawa.

"Gue jadi pengen nikah juga." Ucap Devan melihat kedua temannya yang sudah menikah.

"Ya tinggal nikah aja sana." ucap Arsha.

"Sayangnya jodohnya belum ada, Syah Lo mau gak nikah sama gue?"tanya Devan.

"Kalo bisa sih mau mau aja." celetuk Syahla dan mendapatkan tatapan maut dari Arsha, Syahla hanya memamerkan deretan giginya.

"Berani nyentuh istri gue, gue tembak lo pake pistol bokap gue." ancam Arsha, Devan menggidik ngeri.

"Gak jadi deh Syah, pawang Lo galak." Syahla tertawa melihat pertengkaran kecil mereka lumayan menghibur.

"Sha aku tidur ya"dan dibalas deheman oleh Arsha, Syahla menyembunyikan wajahnya di leher Arsha.

Arsha dan Syahla sudah sampai di parkiran, kali ini dia tidak menggunakan motor melainkan mobil yang selama ini dia simpan. Devan sudah pergi lebih dulu, katanya sih ada urusan.

Arsha meletakkan Syahla di kursi dengan hati hati takut Syahla terbangun.

Mobil pun meninggalkan halaman rumah sakit.

"Syah bangun, udah sampe." Syahla menggeliat dan mengerjapkan matanya ternyata sudah sampai di rumah Raihan dan Hafsah.

Arsha kembali menggendong Syahla, Syahla tersenyum kecil, ini kah rasanya diperlukan ratu oleh orang yang tepat?

"Sha udah turunin aja, aku udah gak papa kok. Takut kamu berat."

"Nggak kok, Lo enteng" ucap Arsha.

Arsha menurunkan dirinya di atas kasur akhirnya setelah sekian lama Syahla bisa merasakan tidur di kasur ini lagi.

"Aku ke bengkel dulu ya, kalo perlu apa apa ada bi ila di bawah tinggal panggil aja." Syahla mengangguk, Arsha mencium kening istrinya dan pergi meninggalkan Syahla seorang diri.

Syahla menyalakan televisi untuk mengusir rasa bosannya. Suara nada dering ponsel berbunyi Syahla mencari cari ponselnya dan akhir nya ketemu. Melihat nama yang tertera dia bersemangat mengangkat telpon tersebut.

"Assalamualaikum dindaa. Temenin aku kesini dong, bosen banget nih aku sendiri"

"Wa'alaikumsalam, kamu udah pulang dari rumah sakit?"

Skenario Takdir (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang