11. Luka pertama

5.8K 419 27
                                    


Hai Hai 👋

Author comeback 😘

Call me Shila/ʕ •ᴥ•ʔ/

Gimana kabarnya??

Siapa yang nunggu cerita ini??? angkat kaki yaaa🤣

Oke lah langsung aja, Heppy Reading guys ♡´・ᴗ・'♡

Eh jangan lupa vote ya 👍

Komen jugaaaaa😘

Jangan jadi silent readers ya guys, kita para author cuma butuh vote dan komen kalian buat apresiasi, kalian cukup menghargai karya kita dengan vote, tinggal pencet loh :)

Gak bayar padahal, tapi banyak dari kalian enggan memberikan vote 🙂

Ya udah deh, Heppy Reading:)


Terkadang jalan paling baik adalah mengikhlaskan

"IZAAAALLL,"

Rizal langsung menoleh ke sumber suara, ternyata Reni sudah berada di ambang pintu dengan mata berkaca kaca. Ia mendengar semua pembicaraan Rizal saat menelfon tadi.

Rizal menghampiri Reni, " kenapa?,"

Mata Reni kabur akibat air mata yang ia tahan, namun sepertinya itu tidak bisa. Perlahan air matanya mulai tumpah membasahi pipi nya.

"Yang meninggal siapa Izal hiks, aku tadi hiks mimpi buruk , mimpi mama sama papa udah ga ada, hiks itu gak bener kan Izal??"

Mendengar ucapan Reni, Rizal diam seribu bahasa. Jujur ini pasti menyakitkan, ia tau rasanya kehilangan dan ia juga pernah merasakannya.

Tanpa basa basi, Rizal langsung memeluk erat tubuh gadis yang ada di hadapannya itu, memberikan energi agar ia bisa tegar.

"Hiks, Izal kenapa? Jawab Izal jawab," Reni memukul mukul dada bidang Rizal.

Rizal mengambil nafas dalam dalam "Stt, papa sama mama udah ga ada ikhlasin,"

"Izal bohong, hiks ga mungkin kan??, mama sama masih hidup kan?,bilang mama sama papa masih hidup Izal, bilang hiks, Izal bilang mama papa masih hidup hiks," Reni terus saja memukul mukul dada Rizal dengan kuat. Dan Rizal hanya diam menahan rasa nyeri di dada nya akibat pukulan Reni.

"BILANG IZAAALLL," jerit Reni karena Rizal hanya diam saja sedari tadi.

"LO ITU EGOIS REN, gue tau rasanya kehilangan, memang sakit. Tapi apa lo mau mama sama papa ga tenang disana??" sentak Rizal.

Mendengar Rizal yang malah membentak dirinya, Reni melepaskan pelukannya dan berlari menuju kamarnya. Dengan air mata yang masih terurai di pipinya, ia membungkus dirinya dengan selimut. Ia tidak tahu harus bagaimana, mengikhlaskan?? jujur Reni belum bisa. Namun orang yang sudah meninggal tidak akan kembali lagi bukan??

Rizal menghampiri Reni yang tengah menangis di balik selimut tebalnya.

"Ren," Rizal menarik selimut gadis itu, tapi Reni menahannya.

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang