20. Tuan Muda dan Nona Muda

4.2K 418 44
                                    

"semua tentang perasaan, dimana seseorang mudah mempercayai keadaan,"

_Arizal Alfarizi_

✿ ✿ ✿

''Ini taksi lama banget sih,'' gerutu Reni yang sedari tadi menunggu taksi pesanannya.

''Bisa mati kelaparan suami aku nanti,'' lanjutnya.

Tak lama ia menggerutu, yang ia tunggupun datang. Akhinya, setelah setengah abad ia menunggu taksi yang ia pesan sampai juga.

"Pak, ayo pak. Suami saya udah nunggu lama." ucap Reni yang tiba-tiba sudah nangkring di jok belakang.

"Haduh neng, kayak jelangkung aja," sahut si sopir sembari mengelus dadanya kaget.Sopir itu pun menjalankan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

"Neng pasti masih sekolah kan? Kok udah nikah sih neng? Haduh neng, makanya jangan ikut pergaulan bebas dong neng!"

"Ya Allah nggak gitu juga pak. Kita di jodohin," jawab Reni.

"Yang bener? Eh, tapi suami neng__,"

"Nanti aja tanya nya deh pak, ini menyangkut hidup dan mati suami saya," jawab Reni grusa grusu.

"Yang bener neng? Haduh bapak jadi panik. Bapak tambah kecepatannya ya?" beo sang sopir yang terlihat kepanikan. The real, orang prik dijadikan satu.

Setelah perjalanan dan drama yang panjang. Reni kini sudah berada di kafe yang Rizal sharelock tadi. Ia berjalan agak cepat karena sudah dipastikan Rizal tidak memesan makanan atau minuman.

Langkahnya terhenti kala melihat seorang perempuan memeluk mesra suaminya. Reni mencoba untuk menepis pikiran yang negatif dari benaknya. Tapi tak bisa, fakta telah ada didepan mata.

''Nggak mungkin kalo Izal selingkuh!'' gumamnya untuk menenangkan diri. Tapi nyatanya, Rizal benar-benar dipeluk perempuan.

Dengan menahan sesak di dadanya, Reni memberanikan diri untuk menghampiri Rizal. Ia berjalan pelan sesekali menghapus air mata yang membasahi pipinya.

'Jangan nangis Ren, nanti Izal pasti jelasin kok,' batin Reni.

''Izal?''

''I-ini bekalnya, maaf ganggu.'' kata Reni setelah meletakkan bekal yang ia siapkan di atas meja. Ia langsung berlari kecil untuk pergi dari kafe itu.

''Ren, dengerin gue!'' sarkah Rizal mencekal tangan Reni. Ia mengejar Reni sampai depan halte yang jaraknya cukup jauh dari cafe tadi. Aish! Ia hanya hanya ingin meminta maaf dan memberi penjelasan kepada gadis itu.

Reni terus memberontak hebat. Dia berusaha melepaskan cekalan dari Rizal. Tapi malah tangannya yang terasa sakit akibat gerakannya sendiri. Sial! Tenaga pria itu sangat besar.

"Diem! Lo jadi pusat perhatian sekarang." ujar Rizal menarik tangan Reni untuk mengikutinya berjalan.

"Lepasin aku kak!"

Rizal menoleh kearah gadis itu. Matanya menatap nyalang kala mendengar kata yang ia tak suka dari mulut Reni.

"A-apa?!" Reni mencoba untuk memberanikan diri walaupun nyalinya sudah menciut. Baginya, tatapan tajam milik Rizal itu menakutkan, eh ralat sangat sangat menakutkan. Akhirnya ia menunduk, karena sedari tadi tatapan monster itu tidak hilang dari pandangannya.

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang