21. HUAAA

4.3K 415 36
                                    


"di lupakan, lalu delenyapkan oleh keadaan,"

_Arizal Alfarizi_
✿  ✿  ✿

BRAK

''Itu apa Izal?'' tanya Reni ketakutan. Ia memluk tubuh kekar Rizal sembari memejamkan matanya.

''Lo tunggu disini, gue ke bawah dulu.'' kata Rizal setelah mendudukkan Reni di sofa. Tapi Reni menggeleng cepat. Ia kembali naik diatas paha Rizal dan mengalungkan tangannya ke leher sang empu. Menelungsupkan kepalanya di ceruk leher Rizal, persis seperti anak koala ketika digendong induknya.

''Aku ikut Izal.'' ujar Reni disela-sela aktivitasnya.

''Fine, tapi lo harus jalan sendiri.''

Reni turun dari pangkuan Rizal dan menautkan jarinya ke tangan Rizal. "Tapi harus gandengan ya?!''

Rizal memutar bola mata malas. Tidak ada pilihan lain, ia hanya berdehem singkat untuk meng-iya kan.

Dari anak tangga, sudah terlihat lima orang insan yang dengan tidak sopannya sudah memakan camilan. Rama, Wisnu, Yudhis, Rafi dan Octa. Merek sudah duduk cantik di sofa ruang tamu.

Rizal membuang napasnya gusar, ia kira suara tadi adalah ancaman yang serius. Tapi kini, ancamannya lebih serius. Karena sudah dipastikan makanan mereka akan habis jika sudah kedatangan tamu laknat seperti mereka.

''Ngapain kalian kesini?!''

Suara dingin milik Arizal itu mampu membuat atensi mereka mengarah padanya.

''Eh, ada paketu sama buketu,'' seloroh Rama.

''Gua nggak ikut-ikutan Zal, sumpah!'' sahut Wisnu dan Yudhis cepat.

''Kok kalian bisa masuk? Kan pintunya dikunci,'' sahut Reni.

''Tadi di dobrak Rama sama Kak Rafi,'' jawab Octa jujur.

''Terkadang, terlalu jujur itu ga bagus loh Oct,'' ujar Rama dramatis.

''Oh, jadi suara tadi itu kalian kak?!'' tanya Reni sambil melototkan matanya.

''Push-up pake satu tangan!'' titah Rizal tegas. Matanya menatap tajam ke arah Rama dan Rafi.

"Jangan gitu dong bos, tadi kan baru selesai mesra-mesraan ama Reni. Masa langsung marah-marah si?!'' beo Rafi sambil cekikikan. Begitu pula dengan Octa dan inti Blackveros lainnya yang sudah mati-matian menahan tawanya agar tidak keluar. Sedangkan Reni, gadis itu menunduk malu dengan pipi yang merah padam.

''Shit! Push-up atau kembalikan jaket kalian?!'' ucap Rizal dengan emosi yang tertahan.

''I-iya, kita push-up.''

Dengan terpaksa Rama dan Rafi pun menjalankan hukuman yang Rizal berikan. Dari pada ia di depak dari Blackveros, lebih baik ia pasrah menjalani hukuman. Toh, hukumannya juga ringan, hanya 100 kali push-up pake satu tangan.

Setelah melakukan hukuman dari sang ketua yang sangat membagongkan itu. Kini para inti Blackveros kembali membahas misi yang akan mereka lakukan. Selagi Reni dan Octa asik maraton drakor di kamar Reni, inti Blackveros memanfaatkan waktu ini untuk berdiskusi.

''Kalian penasaran gak sih? Apa motiv papa Reni ngasih surat itu?'' tanya Rama kepda inti Blackveros lainnya.

''Hm, sedikit. Soalnya dari rekaman cctv kemarin, postur tubuh leader dari kumpulan itu, persis sama bokap Reni,'' sahut Yudhis.

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang