31. Berharga?

2.6K 248 31
                                    

"Sebenarnya, cowok maupun cewek itu sama. Bisa salting, cemburu, ataupun manja. Tapi kita memperlihatkannya dengan porsi yang berbeda."

_Arizal Alfarizi_

"ARGH! ANJING!" Rizal melempar gelas yang ada dinakasnya hingga pecah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ARGH! ANJING!" Rizal melempar gelas yang ada dinakasnya hingga pecah. Kepalanya terasa sakit dan nyeri. Bahkan lukanya belum juga diobati. Wajahnya terlihat pucat. Tubuh Rizal gemetar hebat, kala kejadian masa lalu itu kembali berputar di otaknya.

"Bunda... Sakit!" lirih Rizal. Keadaannya sekarang jauh dari kata baik. Rambutnya yang acak-acakan, kemejanya robek di bagian punggung, ditambah ia terduduk di lantai dengan punggung tersandar dikaki ranjang. Tangan Rizal tak henti-hentinya memukul kepalanya secara kuat. Keadaannya kini benar-benar kacau.

"Bodoh! Anak nggak berguna lo Zal. Mati aja lo sialan." racau Rizal meninju wajahnya sendiri.

Rizal mengambil obat dinakasnya. Ia memandang obat itu lama. Matanya yang awalnya sayu, kini menajam. Ia melempar obat itu kesembarang arah.

"Obat sialan. Nggak berguna!"

🐣🐣🐣

BRAK

Seseorang membuka pintu kamar Rizal dengan kasar. Pertama kali yang orang itu lihat adalah kamar Rizal yang terlihat sangat berantakan. Kapsul obat tercecer kemana-mana, selimut dan bantal yang semula tertata rapi kini sudah tak ada di tempat semestinya. Ditambah lagi pecahan vas dan gelas yang bisa saja melukai kakinya.

Orang itu melihat keadaan Rizal yang sangat mengenaskan. Tubuh Rizal lebam, dan terdapat darah di beberapa titik, apalagi di bagian punggung. Dan sekarang, keadaan Rizal tengah pingsan.

"Bodoh! Sampai segeninya lo depresi?" kata cowok itu berdecih. Ia mulai melepas sepatu yang Rizal kenakan. Lalu membopong tubuh Rizal ke kasur.

"Lo terlalu mikirin dunia lo yang gelap. Sampai-sampai lo nggak sadar, sebenarnya banyak orang yang sayang sama lo," ujar cowok itu menatap wajah Rizal yang pucat.

"Takdir memang kejam. Tapi Tuhan tak pernah menyesatkan kita didalamnya."

Cowok itu merogoh saku jaket hitamnya. Membuka kamera, lalu memotret Arizal.

Setelah itu ia tersenyum miring. "Ternyata lo juga lemah Arizal."

Sebelum ia pergi dari kamar Rizal. Cowok itu mengirim foto Arizal kepada seseorang.

🐣🐣🐣

Reni duduk di kursi taman sendirian. Angin malam terasa menusuk kulitnya. Ia hanya menggunakan kaos oversize dan celana panjang yang dipadukan dengan kardigan berwarna putih. Totebag dan tas selempang yang ia bawa, ia letakkan disampingnya. Tas itu berisi baju ganti, uang serta hp nya.

"Kenapa rasanya sakit banget ya, kalo orang yang kita cintai itu punya banyak rahasia yang disembunyiin dari kita?" monolog Reni. Ia berbicara kepada boneka bebek kesayangannya.

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang