37. accident

2.4K 189 14
                                    

"Jika Tuhan tak memberikan kebahagiaan di dunia. Maka Tuhan akan memberikan kebahagiaan nanti setelah kematian."

_Arizal Alfarizi_

Setelah mendapat pesan dari nomor yang tak di kenal itu, Rizal langsung saja bangkit dari duduknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah mendapat pesan dari nomor yang tak di kenal itu, Rizal langsung saja bangkit dari duduknya. Ia tak perduli dengan soal-soal yang belum ia kerjakan. Ia juga tak menghiraukan suara Alvaro, yang memanggil namanya.

"Zal! Lo mau kemana?" teriak Alvaro, tapi diabaikan oleh sang empu.

"Ck," decak Alvaro.

Di perjalanan menuju gudang sekolah, Rizal berpapasan dengan Alfi. Ia tak menghiraukan gadis itu, ia hanya terus berjalan dengan cepat.

"Arizal!" Alfi meraih tangan Rizal. Ia tahu, jika Rizal akan mencari keberadaan Reni. Alfi berpikir, mungkin dengan cara ini ia bisa mengalihkan pikiran Rizal dari Reni.

Tapi nyatanya, tidak.

Rizal melepaskan cekalan Alfi dari tangannya. Pandangannya menajam tanda tak suka. "Why?" tanya Rizal.

"L-lo mau kemana?  Bukannya belum selesai ya?"

"Bukan urusan Lo!" jawab Rizal lalu melenggang pergi.

Rizal berjalan di temani dengan suara hujan yang turun mengenai genteng sekolah. Mata tajamnya menelisik setiap penjuru sekolah. Jika benar, terjadi apa-apa pada Reni. Ia tak bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Di mana Reni?" tanya Rizal pada Sifa yang kebetulan lewat dengan membawa handphone Reni. Sifa juga masih mencari keberadaan gadis itu.

"G-gue nggak tau kak, tadi Reni ngajak gue bolos. Waktu kita ke kantin, Reni nitip beli ayam geprek. Dan dia tiba-tiba nggak ada," jelas Sifa apa adanya.

Rizal berdecak pelan, gadis itu memang nakal. Ia bahkan hampir tak pernah bolos jika jam pelajaran, tapi lihatlah, Reni begitu berani. Lupakan masalah membolos, Rizal kini langsung pergi melenggang begitu saja. Keselamatan Reni bahkan lebih penting dari apapun.

Sifa mengekori Rizal dari belakang. Ia bersumpah, jika ada sesuatu hal buruk mengenai Reni. Ia tak bisa memanfaatkan dirinya sendiri.

Sifa melihat Rizal bingung. Di gudang? Mengapa mereka malah pergi ke gudang? Saat ini, pikiran Sifa sudah tidak bisa dikondisikan lagi. Pikirannya berkecamuk kemana-mana. Berbeda dengan Rizal, pria itu sangat tenang. Walaupun terdapat sorot kecemasan pada wajahnya, tapi tindakan yang ia buat tidak grusa-grusu.

BRAK

Sekali hentak, Rizal langsung bisa membuka pintu itu. Sifa dan Rizal langsung masuk ke dalam gudang, yang kini hanya menjadi tempat untuk menaruh kursi dan meja yang tak di pakai, serta buku-buku usang.

Di saat mereka masuk lebih dalam, objek yang pertama mereka lihat adalah Reni. Gadis itu terkapar di lantai dengan pelipis yang mengeluarkan darah. Badannya terdapat sayatan, dan luka lebam.

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang