18. Markas

4.9K 467 75
                                    

''Munafik yang sesungguhnya, adalah orang yang rela mengalah untuk perasaannya,''

_Wisnu Widiarko_

••••••

''HUAA IZAL, DASI AKU KOK NGGAK ADA.'' jerit Reni sembari mengacak-acak lemari baju yang ada di kamarnya. Kalau biasanya sepasang kekasih selalu cowok yang lupa dan sering ceroboh tapi tidak untuk pasutri satu ini. Reni lah yang selalu ceroboh dan pelupa, sedangkan Rizal yang selalu ingat dengan semua. Sangat aesthetic bukan?

Rizal mencoba untuk mengontrol emosi, saat ia melihat dengan jelas dasi yang Reni cari terdapat di depan mata. Padahal dari kejauhan Rizal bisa melihat ada dasi di gantungan baju itu. Tapi, mengapa Reni yang berada di hadapannya malah tidak tahu.

"Di depan Lo itu dasi apa tali tambang?" tanya Rizal dingin. Mukanya lempeng tanpa ada ekspresi.

"Ih, dimana?" tanya Reni balik. Ia kembali mengacak lemarinya.

Kesabaran Rizal pun akhirnya habis. Ia memilih untuk bertindak mengambilkan dasi untuk Reni. Reni menyengir tanpa dosa saat Rizal menyerahkan dasi berwarna abu-abu itu.

'' Hehehe, makasih Izal,''

🐣🐣🐣

Kini Reni dan Rizal sudah sampai di parkiran sekolah. Sudah menjadi hal biasa bagi mereka berdua untuk mendapat opini dari para murid. Mereka hanya memilih acuh dan tidak memperdulikan perkataan mereka.

''RENI SINI WOI.'' seru Dewi melambaikan tangannya. Inti Blackveros dan para sahabat Reni kini tengah bersntai di gazebo sekolah.

Reni pun segera menarik tangan Rizal untuk mengajaknya ke tempat tempat teman temannya berada. ''Khilma mana?'' tanya Reni setelah sampai di gazebo itu.

''Belum dateng,'' jawab ketiga gadis itu bersama. Reni pun mengangguk sebagai jawaban.

''Ke rooftop gue mau ngomong sesuatu.'' ucap Rizal lalu melenggang pergi menuju ke rooftop.

''Kalian mau ngapain ke rooftop?'' tanya Octa. Mereka tidak heran lagi kalau anggota Blackveros pergi ke rooftop, karena itu memang markas bagi mereka. Tapi kali ini seperti ada makna tersirat dari perkataan Arizal.

''Kalian ada nyembunyiin fakta dari  aku kan?'' sahut Reni.

''Kayak kalian nggak tau mereka aja, mereka ke rooftop pasti buat rapat nyelesaiin misi. Iyakan Raf?'' serobot Zahra polos.

''Untung diselametin sama dia,'' batin Yudhis.

''Thanks Zar, lo penyelamat,'' batin Wisnu.

''Alhamdulillah Ya Allah, engkau telah menyiptakan gadis se lugu Zahra,'' batin Rama.

''Untung pacar gue polos,'' batin Rafi.

'' Iya gue tahu itu misi. Tapi misi kali ini itu kayak ada makna tersendiri gitu,'' ucap Dewi tiba-tiba.

''APA LAGI NIH,'' batin inti Blackveros.

''Kalian kepo banget kayak dora. Toh ini misi kami, yang menjalani juga kami. Jadi kenapa kalian yang sok terbebani?!'' final Wisnu lalu melenggang pergi begitu saja. Ini cara satu-satunya untuk mengatasi kekepoan para gadis-gadis itu. Lalu Rama, Yudhis, dan Rafi pun ikut pergi menyusul sang ketua dan wakilnya itu menuju ke rooftop.

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang