30. Kecewa

2.9K 248 35
                                    

"Jangan ngeluh kalo tuhan belum ngasih Lo bahagia. Ngaca! Lo usaha baru sampai apa!"

_Arizal Alfarizi_

_Arizal Alfarizi_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alvaro?"

"Tentu saja. Gue Alvaro Arendra, Lo nggak mungkin lupa kan?" ucap Alvaro dengan smirk diwajahnya.

"Mana mungkin gue lupa sama lo. Pecundang yang selalu ngadu." jawab Rizal.

"Sayang, ayo masuk," kata Nisa.

Mereka duduk di sofa ruang tamu. Keadaannya canggung karena Rizal terlihat diam saja. Bak orang asing, ia seperti jauh dari dari mereka.

"Bagaimana keadaan kamu? Kok Reni nggak di ajak?" tanya Maya sembari membawa minuman yang Rizal pernah suka.

"Reni di rumah," jawab Rizal.

"Why? Lo nggak ada masalah kan?" tanya Tasya.

"Sedikit," jawab Rizal.

"Jaga dia Arizal. Reni anak yang dipilihkan untuk kamu," kata Nisa.

"Hm."

"Rizal nggak minum? Mama bikinnya sama kok," ucap Nisa, ia melihat Rizal tak menyentuh gelasnya sama sekali. Bahkan mukanya, seperti tak ada minat untuk meminumnya.

"Rizal lagi nggak pengen," jawabnya.

"Dari dulu, lo nggak pernah ngehargai mama ya Zal? Cuma minum apa susahnya sih?! Mama sama 'dia' beda, tangan nya pun beda. Pasti rasanya juga beda. Tapi, lo bener-bener egois, nggak pernah ngerti sama perasaan mama." cerca Tasya, lalu pergi meninggalkan Rizal dan Nisa-mamanya. Selalu seperti ini, jika Nisa memberikan jus strawberry pada Rizal, pasti ia tak akan minum. Kadang, Tasya jengah sekali dengan sikap Rizal. Tapi, rasa sayangnya melebihi apapun.

Nisa membuang nafasnya, lalu tersenyum. "Rizal pernah bolos ya?" tanya Nisa lembut.

Rizal berdehem singkat. "Zal, kamu tahu kan papa kamu kayak gimana? Kamu pasti dapat hukuman lagi. Mama mohon, turutin semua kemauan papa kamu, dan jauhi larangannya. Ini demi kamu Arizal. Mama nggak mau kamu sakit, mama sayang sama kamu." ucap Nisa menyentuh pundak putranya.

"Rizal bukan malaikat, yang nggak punya nafsu. Rizal juga bukan robot papa, yang tenaganya selalu diforsir demi kepentingannya," jelas Rizal.

"Mama mohon Rizal. Sekali ini aja, kamu nurut sama mama," kata Nisa. Ia tak mau, putranya selalu mendapat kekerasan dari suaminya. Reno selalu saja memaksakan kehendaknya sendiri, dan yang selalu menjadi sasaran adalah putranya. Bahkan, dulu Rizal kecil pernah berkata "kenapa aku, diperlakukan berbeda?" Rizal dulu iri, sangat iri dengan kakaknya. Mungkin sekarang, masih sama.

"Lo dipanggil sama kak Reno. Diruangan kerjanya," ucap Alvaro yang datang tiba-tiba.

"Al, Rizal baru aja ngobrol sama kakak. Kasih waktu sedikit lagi ya?"

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang