"Jika masa lalu hanya untuk di kenang dan bukan di ulang, tapi mengapa orang lama yang selalu menjadi pemenang?"
_Wisnu Widiarko_
Hari sudah larut, tetapi inti Blackveros serta sahabat Reni masih setia menunggu gadis cantik itu membuka matanya. Kata dokter, kondisinya sudah membaik. Tapi tetap saja, merasa merasa khawatir, mengapa Reni belum juga sadar.Sifa tertidur dengan kepalanya di telungkup kan di brankar Reni. Gadis itu tertidur setelah menangis tadi, mungkin ia kelelahan.
Octa tertidur dengan paha Rama sebagai bantalan. Octa memang tidur yang paling cepat dari yang lain, terbukti gadis itu pulas sekali.
Dewi tidur dengan dada Yudhis sebagai sandaran, dan Zahra tertidur pulas di karpet berbulu yang sengaja di gelar. Mungkin karena Yudhis sudah mulai letih dengan posisi ini, cowok itu mengambil bantal yang ada di sofa lalu memposisikan Dewi dekat Zahra. Yang pasti dengan hati-hati agar cewek itu tak terusik.
Lalu, bagaimana dengan Khilma?
Gadis itu sedari tadi hanya diam bermain hp. Entah mengapa, semenjak gadis itu kembali ke ruangan bersama Wisnu. Tiba-tiba saja gadis aktif itu menjadi diam.
"Sif, bangun. Jangan tidur di sini." ucap Wisnu sembari mengguncangkan bahu Sifa lembut. Tentu, tak luput dari pandangan Khilma serta tiga inti Blackveros lainnya.
Sifa mulai terusik, ia mengucek matanya. Menetralkan cahaya yang masuk ke pupil matanya.
"Makasih. Tapi gue pengen di sini," Sifa berucap penuh penekanan.
"Jangan kaya gini. Diri Lo juga butuh istirahat."
"Lo nggak lihat, dari tadi gue istirahat? Lo aja yang ganggu!" seloroh Sifa. Hatinya terasa berdenyut nyeri kala melontarkan kalimat itu. Tentu, ia bisa merasakan kesakitan sahabatnya kala melihat orang yang dia sayang, lebih memprioritaskan gadis lain.
"Sif, please—"
"Mau kemana Khil?" tanya Yudhis pada Khilma, saat melihat gadis itu meraih tas nya.
"Mau cari tempat yang tenang, kak. Di sini gue nggak bisa tidur. Nanti kalau Reni bangun, kabarin ya?" ucap Khilma tersenyum tipis.
Sifa menoleh ke arah Khilma. Lalu membuang nafasnya perlahan. "Ini udah malam Khil, mending Lo di sini aja. Di rumah Lo juga nggak ada siapa-siapa."
"Gue nggak mau ke rumah kok, tenang aja," jawab gadis itu menampilkan senyum manisnya.
Khilma berlalu meninggalkan ruangan Reni. Saat gadis itu ingin keluar dari pintu masuk, tangannya terasa di cekal oleh seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARIZAL
Teen Fiction⚠ FOLLOW DULU SEBELUM BACA⚠️ [On Going] _________________________________ Menceritakan kisah Arizal dan Reni yang di jodohkan orang tuanya karena suatu hal yang bahkan mereka tidak tahu. Arizal adalah cowok dingin yang di kenal jenius dan menjabat...