41. Apalagi ini?

1.2K 90 10
                                    

"Bukankah landasan cinta itu percaya?"

_from Arizal's story_

Reni merasa tidurnya sudah tak senyenyak tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reni merasa tidurnya sudah tak senyenyak tadi. Selimut yang menutupi tubuhnya selalu terbuka padahal ia sudah berkali-kali menariknya. Reni tahu siapa pelakunya, ia hanya ingin tidur lebih lama lagi padahal. Tapi apalah daya, ia sekarang mendapatkan suami yang sangat-sangat produktif, tidak romantis lagi.

Jika pasangan lain biasanya bangun tidur, akan di bangunkan dengan cara-cara yang romantis. Tapi tidak dengan Reni. Ia malah di paksa bangun, padahal hari masih pagi-pagi sekali.

"Izal bisa nggak sih, jangan ganggu aku kali ini aja! Aku masih mau tidur!" kesal Reni. Ia menarik selimutnya untuk menutupi seluruh tubuhnya.

"Gue belum ngemas barang, kita harus pulang pagi," jawab Arizal. Laki-laki itu masih setia menarik selimut dari tubuh Reni.

Dengan terpaksa, dan nyawa yang belum terkumpul, Reni bangun dari tidur nya. Aish! Rasanya sangat kesal sekali, jika bangun dengan terpaksa.

"Kenapa Izal nggak packing dari lama sih. Padahal kita lagi di mansion. Masa langsung pergi gitu aja?" omel Reni sembari berjalan menuju kamar mandi.

Jam menunjukkan pukul 05.16, Reni dan Rizal menaiki lift untuk menuju ke lantai satu. Sebenarnya ini Reni yang minta, ia masih mengantuk, jadi sekedar menuruni tangga saja rasanya tidak bisa, bahkan sekarang ia bersandar di tubuh Rizal dengan mata tertutup.

Saat pintu lift terbuka, objek yang pertama kali mereka lihat adalah Tasya yang sedang yoga.

"Mau kemana?" tanya Tasya.

"Pulang."

"Sepagi ini? Kan lo berangkat jam 10," heran Tasya.

"Masalahnya Izal ini belum siap-siap kak," sindir Reni pada suaminya.

"Oalah, ya udah. Nanti gue kesana, paling sekitar jam 8 nan. Sama mama sekalian."

Rizal mengangguk-anggukkan kepalanya. Lalu langsung pergi, setelah berpamitan dengan Tasya. Ia hanya berpamitan dengan Tasya, karena memang kebetulan semua penghuni di mansion itu masih berada dikamar masing-masing.

Padahal pagi-pagi sekali biasanya Nisa sudah sibuk bergulat dengan tanamannya. Tapi, pagi ini sepertinya perempuan paruh baya itu belum bangun dari tidurnya.

🐣🐣🐣

Rizal memberhentikan mobilnya di depan pagar rumahnya. Di dalam diamnya, Rizal mengumpat dalam hati. Pagi-pagi, tapi sudah di buat emosi oleh tingkah teman-temannya.

Ia tak bisa membawa masuk mobilnya, karena motor sahabatnya menghalangi gerbang pintu rumahnya. Mereka tak memarkirkan motornya dengan benar, malah menutupi pintu masuk. Dan lebih kesalnya lagi, mereka duduk santai di teras rumah Rizal sembari memakan camilan.

ARIZALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang