Part 9 : Persian Ranunculus

3.4K 272 2
                                    

"Hello sayang, aku hampir sampai... Hm, baiklah nanti aku sampaikan"

Jim mematikan handphonenya dan memarkirkan mobilnya di depan rumah toko Mera. Jim membuka bagasinya, dan mengambil box gaun milik Claire.

Matanya melihat sosok pria berkacamata yang memberi makan kucing di taman depan rumah toko Mera. Jim tersenyum, ternyata masih ada orang baik yang perduli dengan hewan-hewan itu. Pria berkacamata itu pergi dengan sepedanya, dan berhenti di sebuah toko bunga.

Jim mengangguk, dia paham. Pria itukah yang dimaksud Mera.

"Mera ada di atas?" Tanya Jim kepada Gigi.

"Ada, Pak Jim"

Jim menaiki tangga, dan mengetuk pintu ruangan Mera. Tidak ada jawaban.

Jim membuka pintunya.

Mera tampak serius memeriksa gaun-gaunnya yang terpajang di manekin.

"Hei"

Mera terkejut.

"Astaga, kamu tidak ketuk pintu?"

"Aku ketuk kok, kamu aja terlalu serius" Jim memberikan sebuah box kepada Mera.

"Ah, Gaun punya Claire ya?"

"Hm, ada rusak di bagian punggungnya"

Mera mengambil box itu. Dan melihat kerusakan dress biru itu, kemudian memandang kakaknya.

"Ini pasti kerjaan kamu kan? ini disobek paksa bukan tersangkut!" Mera memukul lengan Jim.

Jim tertawa, menggaruk kepalanya.

"Bagaimana lagi, tapi Claire mau Gaun itu tetap diperbaiki" Jim salah tingkah

"Hm, aku bisa memperbaikinya, tapi sedikit agak lama" Mera memandangi gaun didepannya.

"Banyak deadline ya?"

"Iya, Minggu depan harus segera aku kirim" Mera merapikan benang-benang di pinggang manekin itu.

Jim senang melihat Mera, fokus dengan pekerjaannya, dan dia kelihatannya tidak murung lagi.

Jim melihat buket bunga matahari di meja Mera. Sejak kapan Mera suka bunga?

"Ah, tadi aku melihat pria berkacamata di taman depan sedang memberi makan kucing-kucing liar"

Degup Jantung Mera terasa memukul dadanya. Dia sebenarnya sudah melupakan jadwal Cliff yang setiap harinya selalu memberi makan kucing di taman depan.

"Oh" Mera melanjutkan kesibukannya.

"Aku balik dulu kalau begitu. Oh iya, Claire titip pesan, jangan banyak melamun" Jim menutup pintunya.

Jim mengambil rokoknya dan menyalakan pemantiknya. Jim memandangi toko bunga di seberangnya. Dia pun penasaran. Jim menghembuskan asap rokoknya, dan dimatikannya.

"Permisi" Jim memasuki Toko bunga potong itu.

"Ah selamat datang, saya Cliff ada yang bisa saya bantu?" sambut pria berkacamata itu, dia tampaknya juga sedang sibuk menyusun beberapa buket mawar.

"Hai Cliff, Aku ingin beli buket bunga untuk istriku"

Cliff tersenyum.

"Seperti apa bunga yang anda mau Pak?"

"Aku tidak tahu, karena aku tidak suka bunga" Jim melihat sekelilingnya. Terlalu banyak pilihan. Jim juga tidak tahu istrinya menyukai bunga apa.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang