Part 17: Cemburu

2.9K 244 1
                                    

"Ini kopi dan Pienya"

Claire menaruh bungkusan di meja.

"Terima kasih" Mera merapikan jaket Marry. Dia mengajaknya main ke rumah tokonya.

"Bawain sekalian Pie buat Cliff ya" Claire membungkus sepotong pie lagi.

"Marry mau jajan..."

Mera menutup mulut Marry sambil melotot, Claire hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakukan Mera.

"Marry jangan diberi makanan atau minuman manis sebelum makan siang ya Mera"

Mera melirik ke Claire. Sepertinya dia tahu Mera suka membelikan jajanan manis kepada Marry.

"Oke kita berangkat" Mera menggendong Marry.

"Hati-hati ya" Claire mencium kening Marry.

°°°

"Ayuk... Hati-hati langkahnya"
Mera menuntun Marry untuk menyebrang jalan, menuju ke toko Cliff.

Entah kenapa jadi kebiasaannya kalau mampir ke kedai, Claire selalu memberikan sesuatu pada Cliff juga. Mungkin karena Cliff adalah pacarnya?

Sebelum sampai ke pintu Cliff, Mera melihat wanita dengan rambut hitam yang sangat cantik, kulitnya putih seperti porselen. Dia sedang memilih beberapa mawar merah, sedang Cliff di sampingnya. Mereka tertawa.

Bahkan mereka benar-benar terlihat serasi. Cara Mata Cliff melihat ke wanita itu berbeda, matanya sangat berbinar dan posisi mereka sangat Dekat.

Langkah Mera terhenti. Marry yang melihat Mera tampak bingung kenapa Mera berhenti berjalan.

"Aunty?"

Mera tersenyum menatap Marry dan mengendongnya. Mera masuk ke dalam toko yang pintunya telah terbuka itu. Bahkan Cliff tidak menyadari Mera masuk ke tokonya.

Mera langsung menaruh Kotak Pienya di meja kasir.

"Bunga.. bunga..."

Tentu saja karena Celoteh Marry, Cliff menyadari ternyata Mera yang datang. Mera hanya menatap Cliff yang berwajah bingung.

Sedang wanita cantik itu memberikan mawar-mawar yang pegangnya kepada Cliff. Cliff tersenyum menerima mawar itu.

Mera menatap Cliff dengan marah dan langsung pergi.

°°°

"Nona Mera... Ada Cliff di bawah" Gigi mengetuk pintu ruangan kerja Mera.

"Bilang saja sibuk!" Mera sengaja mengunci pintunya.

Mera menghela napasnya. Dia memperhatikan Marry yang bermain dengan alat gambarnya.

"Marry mau makan siang dimana?" Tanya Mera mengelus kepalanya.

Tidak lama handphonenya berbunyi. Ada pesan dari Cliff.

Mera tidak mau membacanya. Dilemparnya handphonenya kembali ke sofa.

Mera melanjutkan bermain dengan Marry. Tapi tiba-tiba suara handphonenya berbunyi bertubi-tubi. Dan pintunya diketuk-ketuk dengan keras. Mera tercengang keributan itu, sedang Marry kelihatan bingung.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang