Part 25: Gina... Ben's Wife...

3.3K 247 3
                                    

°°°

Mera mengambil pilnya di kotak obat, dan meneguknya dengan segelas air yang dia pegang. Dia harus minum pil hormon Levonorgestrel itu setiap berhubungan seks tanpa pengaman.

Mera memejamkan matanya. Mengatur napasnya.

Mera membuka sweater yang dia pakai. Mencuci mukanya dan mengambil sikat giginya sambil menatap bayangannya di cermin dengan ngantuk.

Saat menyikat giginya, dia baru sadar, sisi bibirnya seperti memar. Mera membasuh bekas busa pasta giginya dengan air.

"Apa Cliff menciumku sampai begini?" Bukan hanya itu, Mera melihat lebih banyak lagi bekas gigitan Cliff.

"Astaga..." Mera hanya terpaku memandangi dirinya di cermin.

Benar, Cliff seperti bukan Cliff yang kemarin-kemarin dia tahu. Apa yang terjadi?

Oh, semalam Cliff bilang dia menyukai dirinya. Bahkan berkali-kali menyebut namanya saat bercinta. Muka Mera tiba-tiba memerah. Mera masih ingat sensasi Cliff semalam bisa sehebat itu. Lucu, Padahal dia sering melakukan seks kilat dengan pria lain.

Lalu bagaimana dengan dirinya? beranikah dia menyelami dan menyadari perasaan di dalam hatinya. Mera berdebar.

"Tidak sekarang...."

°°°

"Kamu mau buat appointment dengan dokter?" Arini menekan tombol lift.

"Iya, masalahnya aku tidak pernah sepanik seperti semalam" Mera menggeret kopernya ke dalam Lift.

"Tidak menyangka kamu akan bertemu Ben setelah sekian lama. Bisa kebetulan begitu"

"Bagaimana lagi, kalau tahu aku benar-benar menolak datang. Untung ada Cliff"

Arini menatap Mera.

"Hmmm, kamu jadi betah tinggal di rumah toko karena ada mas bunga itu kan?"

Mera menarik pipi Arini dengan keras.

"Sakit Mera!" Arini memegang pipinya.

"Sayang sekali Apartemen ini tidak ada yang menepati. Apa ada yang membersihkan apartemenmu setiap hari?"

"Iya, ada assisten rumah tangga pribadiku, Bira" Mera membuka pintu apartemennya.

Mera membuka kopernya, mengeluarkan 2 box berisi dress. Mera memeriksa sekali lagi, pesanan dress Gina. Besok Gina akan pulang ke kotanya, jadi hari ini Mera harus secepatnya memberikan dress tersebut. Ternyata Gina tinggal di Apartemen yang sama dengan Mera, selama ini kota ini.

Arini duduk di depan Mera, sambil mengamati Mera yang sedang fokus dengan pekerjaannya.

"Heh" tegur Arini.

"Hm" Mera hanya menyahut sekenanya.

"Kissmark di dadamu itu bekas Cliff?"

Mera terkejut, bisa-bisanya Arini sampai melihat bekas tanda Cliff di dadanya. Mera pura-pura tidak menghiraukan Arini. Padahal muka Mera memerah malu karena akhirnya dirinya dan Cliff pun bercinta.

"Halah, wanita liar ini bisa juga malu" Arini mengejek Mera.

"Sudah diam. Aku mau kirim barang dulu di apartemen sini, baru kita makan siang"

"Berarti kalian pacaran benaran dong?"

"Aku juga tidak tahu" Mera pun tidak yakin apakah mereka benar-benar pacaran.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang