Mera berdiri memandangi Manekin di depannya. Dia memastikan Draping, pola dasar yang dikerjakannya pada manekin itu sesuai ukurannya.
"Yang ini sudah pas Nona Mera?" Gigi memperhatikan hasil pekerjaan Bosnya itu.
"Coba nanti kamu bawa ke bagian produksi ya, kalau ada kesulitan nanti aku yang bantu"
"Baik nona Mera"
Mera mengambil minuman kalengnya. Setelah ini dia harus memastikan bahan yang tepat untuk dress lain.
"Aku harus cari referensi lagi untuk kain ini" Mera meletakan beberapa kain tulle yang dipegangnya. Dia masih juga belum menemukan bahan yang tepat.
"Apa nona Mera perlu bantuan?" Gigi merapikan beberapa gulung kain yang berhamburan di lantai.
"Apa ada punya bahan Tulle Swarovski, Gi?"
"Coba saya telp dulu ke pusat dulu nona Mera"
"Kalau bisa aku perlu sample kainnya dulu"
"Baik nona nanti saya segera infokan" Gigi meninggalkan ruangan kerja Mera.
Mera membuka minuman kaleng di tangannya, dan meneguknya. Mera merasa segar. Jam dihandphonenya, menunjukan jam lewat makan siang.
"Aku mau main ke apartemen Marry, tapi anak itu pasti lagi tidur siang" Mera meletakan handphonenya. Dia berdiri di depan jendela besar ruangan kerjanya, sambil memandangi taman di depan rumah tokonya.
"Hm, cuacanya bagus"
Mera merasa puas setelah meneguk kembali minuman dinginnya. Dia memejamkan matanya dan mengatur napasnya untuk lebih rileks.Mera harus fokus dengan beberapa desain baju yang telah selesai. Setelah pelanggan menyetujuinya, anak buahnya akan segera melakukan proses pejahitan dan finishing.
Waktunya tidak banyak tapi Mera yakin, dirinya cukup mampu untuk menyelesaikan baju-baju itu sebelum berdekatan dengan hari H. Dan masih ada beberapa waiting list pelanggannya yang menunggu.
Tiba-tiba, Mata Mera tertuju pada seorang Pria berkacamata yang sedang duduk memberi makanan kucing-kucing liar di taman itu.
Mera ingat, Pria itu yang membantunya mengangkat box miliknya kapan hari itu.
Dari baju kerjanya nampaknya dia seorang tukang kebun? Tukang taman?
Dia duduk di bawah pohon sambil membelai kucing-kucing yang tampak sehat dan gembul itu. Saat berdiri, pria itu kelihatan tinggi, walau dia kurus tapi Mera tahu badan pria itu bagus. Hanya saja mukanya berparas "cantik".
Pria itu tersenyum saat bermain dengan kucing, dan terlihat sangat cute? Tapi Mera tidak menyukai senyum itu, bahkan senyum pria itu lebih manis dari pada senyumnya sendiri.
"Uh Flower boy? kurang maskulin" gumam Mera.
Pria berkacamata itu kemudian mengayuh sepeda dengan keranjang rotan depannya. Dia masuk ke rumah tokonya, toko itu kelihatan belum selesai direnovasi.
"Aku ngapain si, macam stalker begini" Mera meremas minuman kalengnya yang kosong dan melemparnya ke keranjang sampah.
Mera kembali duduk di mejanya. Dia kembali konsentrasi bekerja dan memperbaiki beberapa coretan-coretan desain di depannya.
°°°
Keesokan harinya Mera, melakukan hal yang sama, berdiri di depan jendela besarnya dan memandangi taman di depan rumah tokonya.
Dan flower boy itu datang lagi, untuk memberi makan kucing-kucing liar.
"Hm, rajin sekali dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
MERA
RomanceMera Gregnorth. Putus cinta dengan Ben merubah Mera yang tadinya adalah seseorang yang pemalu dan pendiam, menjadi wanita yang liar. Mera penganut One night stand, hubungan seks yang dilakukan dengan seseorang hanya satu malam saja. Bahkan Mera terk...