Part 7 : Si Rubah Merah

4.2K 290 2
                                    

"Aku sudah bilang kan kemaren akan datang" Mera tampak berbinar-binar

Cliff terkejut, Mera tiba-tiba muncul di depan pintu belakangnya.

"Nanti ada truk barangku mau datang, lebih baik kamu pergi, Rubah merah"

"Kamu memanggilku apa???"

"Rubah... Merah?" Muka Cliff tanpa ekspresi mengatakannya. Dia meneruskan menyapu teras belakangnya.

"Namaku Mera!"

Cliff tidak perduli, dia merasa bodoh melawan perempuan agresif ini.

"Jadi?"

"Jadi pergi lah? Hus hus" Cliff mengganggapnya tidak serius. Dia mengayun-ayunkan sapunya agar Mera pergi.

"Kenapa? kamu tidak suka perempuan?" Mera mendekati Cliff dengan tatapan mengejek.

"Sayangnya, aku sudah pernah menikah" Cliff membalas tatapan Mera dengan sinis.

"Oh, apa kamu tidak memuaskan pasanganmu" Mera menggoda pria berkacamata itu.

Cliff ingin menyerah rasanya menghadapi wanita aneh ini. Dia ingin memukul kepalanya dengan sapunya, agar dia segera waras!

"Miss... Aku ingin hidupku tenang! Pergilah" Cliff mengatupkan kedua tangannya, memohon wanita itu pergi.

"Kamu punya kondom?"

Cliff tidak percaya, apa ada wanita berbicara secara terang-terangan tentang hal tabu demi mengejar pria hanya untuk seks? Dia tidak sampai tidak tahu lagi bagaimana menghadapi wanita agresif ini.

"Hm... Aku tidak biasa pakai kondom dengan mantan istriku" Cliff tertawa. Ok dia pasti takut!

Ekspresi Mera tidak berubah. Dirinya tetap amat.. sangat... Penasaran dengan Cliff saat ini. Hanya sekali ini.

"Jam berapa barangmu datang?"

"Mungkin sejam lagi"

Mera lebih mendekati Cliff.

"Hei, kamu pulang saja!" Cliff memalang Sapunya agar Mera tidak mendekat.

Mera menarik sapunya dan mendorong Cliff masuk ke dalam.

"Miss, jangan gila!"

Mera tidak perduli, sejak kapan ada laki-laki menolaknya. Harusnya Tidak terkecuali Pria Flower boy ini. Kalau dia tidak memuaskan bagi Mera, paling dia sendiri yang malu sebagai Laki-laki.

Mera menatap Cliff. Mera menyukai wajahnya yang terlihat dingin itu.

"Miss...!"

"Tenang lah, setelah ini kita tidak akan berhubungan lagi" Mera mendorong Cliff menutup pintunya.

Mera membuka Dressnya.

Cliff terpana melihat tubuh Mera di depannya. Tenggorokannya terasa cekat. Tapi memang benar dia sangat cantik.

"Kamu boleh menyentuhku tapi jangan mencium bibirku" mata Mera tampak memandangnya dalam.

Cliff berpikir sekali lagi tidak mungkin dia tiba-tiba bercinta begitu saja dengan orang yang tidak dia kenal.

Tapi Cliff menyukai payudara Mera di balik Bra itu. Cliff cukup tergoda menyentuhnya.

"Kamu nekat sekali" Cliff tersenyum dingin, tangannya mengelus lembut payudara Mera.

"Apa salah? aku hanya ingin tahu rasanya bercinta denganmu?" Bisik Mera membuka kacamata Cliff.

Cliff tertawa. Wanita ini memang sudah gila.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang