Part 8 : Sunflower Velvet Queen

3.8K 270 2
                                    

"Minum tehmu Mera, nanti dingin"

Claire meletakan sepotong roti hangat di meja. Dia membuyarkan lamunan Mera yang tampak lesu pagi ini.

"Sarapan dulu baru ke pergi kerja" Claire duduk di depan Mera. Kakak iparnya selalu terlihat manis dan feminim. Padahal Dia menikah "paksa" dengan kakaknya Jim, tapi keduanya kini adalah dua sejoli yang jatuh cinta.

"Bagaimana Marry di sekolah?" Tanya Mera meminum tehnya.

"Sangat baik, Marry bisa mengikuti pelajaran dengan baik" Claire tersenyum. Senyumnya sangat manis.

Mera menepuk jidatnya. Kenapa kata-kata itu melintas di otaknya.

"Kamu kelihatannya banyak pikiran?

Mera hanya diam. Semalaman dia tidak bisa tidur memikirkan Cliff, hingga dia masturbasi!

Muka Mera memerah. Dasar bodoh! Mera memaki dirinya dalam hati.

"Mera?" Claire heran dengan ekspresi Mera yang aneh itu.

Mera menyadari Claire yang bingung melihat tingkahnya.

"Ehm, aku pergi ke toko dulu. Terima kasih sarapannya" Mera merapikan bajunya.

"Mera? Kamu baik-baik saja?" Tanya Claire.

Mera mengangguk. Dia keluar dari kedai Claire menuju mobilnya. Mera duduk diam hanya memegang stir mobilnya dan mematung.

"Ah, Kalau aku ke toko pasti akan ketemu Cliff kan?"

Selama ini dia tidak pernah bertemu lagi dengan lawan seksnya lagi, bahkan dia tidak akan memberi tahu soal nama aslinya. Tapi ini kan tetangganya! Mera histeris sendiri di dalam mobilnya!

"Ya ampun Mera!" Mera benar-benar kesal dengan dirinya sendiri. Tapi dia harus kerja, memeriksa gaun yang sudah selesai di jahit dan dia harus menyelesaikan beberapa design pelanggannya!

Mera menarik napasnya dan menyalakan mobilnya.

°°°

Mera memarkirkan mobilnya. Mera mengatur napasnya sebelum turun dari mobilnya.

"Semoga dia tidak ada di depan rumah" Mera turun dari mobilnya berusaha tidak menoleh ke arah toko Cliff.

Tapi dia cukup penasaran juga. Akhirnya dia menoleh ke arah seberang.

Tokonya tampak penuh dengan beberapa tanaman dan bunga yang sudah telah tersusun rapi.

Mera tertegun. Toko Cliff terlihat berbeda. Sejak kapan tanaman dan bunga-bunga itu ada?

"Oke kerja Mera! Kerja!" Menyemangati dirinya.

"Selamat pagi nona Mera" sapa Gigi, Assistennya.

"Pagi" Mera naik keatas, ke ruang kerjanya.

Mera menaruh tasnya di meja, dan membuka korden jendela besarnya. Cahaya matahari pagi menembus ke ruangannya. Mera menarik napas dan merenggangkan punggungnya, bersiap untuk bekerja.

Mata Mera tertegun melihat buket Sunflower yang besar di mejanya.

"Oh iya Nona, Cliff mengirimkan buket bunga matahari itu tadi pagi-pagi" Gigi meletakan air minum di meja Mera.

"Cliff?"

"Iya Cliff tetangga kita. Dia romantis ya sekali mengirimkan buket sebesar ini"

Mera hanya diam.

Gigi meninggalkan ruangan Mera.

Buket itu memang indah, dan dia bahkan tidak pernah menerima bunga matahari yang cantik, warnanya sama seperti rambutnya.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang