Part 13 : Pacar!

3.3K 259 6
                                    

°°°

"Pulang sana! jam istirahat sudah habis, nanti ada pelanggan datang" Mera mengusir Cliff.

Mera benar-benar kesal Cliff mempermainkan dirinya seperti itu. Cliff mengambil bantal di kepalanya

"Hmmm, baiklah Aku kembali ke toko" Cliff bangkit dari sofa dan menggaruk kepalanya.

"Aku kan sudah bilang jangan menciumku!" Mera tampak akan memarahinya lagi.

"Aku lebih suka menciummu lalu kamu menyukaiku daripada berhubungan seks tanpa perasaan, apalagi kamu itu wanita" sahut Cliff menatap Mera, ekspresinya dingin.

Mera bingung mendengar perkataan Cliff.

"Aku pulang" Cliff meninggalkan Mera.

Mera tidak percaya.
Sebenarnya permainan apa yang dia mau? Apa dia berniat membuat dirinya jatuh cinta? Begitu?

Tidak akan mungkin! Dia dirinya saja belum siap untuk pacaran apalagi mencintai seseorang lagi!

°°°

"Hah? kamu tiba-tiba punya pacar?" Arini memasang muka tidak percaya.

"Tapi kamu kelihatan tidak bahagia?" Sambung Arini sambil tertawa. Mera hanya menghela napasnya.

"Hhhh, aku saja pusing menjelaskannya" Mera menopang wajahnya dengan malas.

"Cukup aneh, Kenapa pria itu bisa tertarik denganmu? Padahal kamu liar begitu? Suka gonta-ganti pria" Arini menghembuskan rokoknya.

"Entah lah, lagi pula dia itu tiba-tiba saja mencampuri urusanku"

Pelayan restoran datang dan menata makanan mereka di atas meja.

"Tapi enaknya, kamu bisa berhubungan seks kapan pun kan, tanpa harus keluar party?" bisik Arini sambil meletakan minuman Mera di depannya.

"Masalahnya, kamu tahu sendiri, aku belum mau terikat walaupun hanya pacar. Suka-suka aku mau cari pria kapan pun, sesudah itu yah bebas urusan masing-masing" wajah Mera terlihat kesal.

"Hmm, pria yang aneh. Apa dia minta seks setiap hari?"

"Dia sebenarnya menolakku" Mera tertawa.

"Tidak mungkin lah, tidak mungkin ada pria yang menolak seks" Arini heran.

"Dia menolakku, tapi aku sudah pernah berhubungan seks dengannya sekali" Mera mengambil garpu dan mengaduk-aduk Spaghetti-nya.

"Hah? Terus sekarang kalian lanjut pacaran? Bagus kalau kalian cocok"

"Tidak cocok, dia bukan tipeku dan Sebenarnya aku merasa dijebak" Mera menatap Arini.

Arini diam dan berpikir.

"Dijebak bagaimana? Kalau dia baik dicoba saja, mungkin nanti kamu beneran suka sama dia?" Arini menebak kebingungan Mera.

"Ya ampun aku tidak bakal suka dengan pria model Flower boy begitu"

"Flower boy? Serius?" Arini menaikan alisnya. Arini tertawa. Arini memberikan rokoknya kepada Mera, Mera menolaknya

"Tapi Apa dia hebat?" bisik Arini

"Dia malah tidak pakai kondom!"

Arini menutup mulut Mera yang blak-blakan itu. Beberapa orang mulai menatap mereka berdua. Mera hanya menahan tawanya.

"What? Yah tapi dia sekarang kan pacarmu dan tidak mungkin dia menolak untuk berhubungan seks?" Arini mencoba merendahkan suaranya juga.

"Aku tidak ekpektasi soal itu, dia sepertinya ingin membuatku suka dengannya! " Mera melahap Spaghetti dengan kesal.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang