Part 10: Si Perusak Kesenangan

3.5K 277 1
                                    

"Cliff? Maaf aku harus pergi" Mera mematikan mobilnya. Sebenarnya dia takut bertemu dengan Cliff.

"Sebentar, aku lihat ada anak kucing lari ke bawah mobilmu" Cliff menyalakan senternya.

Cliff jongkok untuk mencari kucing tersebut.

Mera terkejut. Dia pun keluar dari mobilnya dan ikut memeriksa di kolongnya.

Ternyata memang ada kitten, berwarna telon berada di bawah ban mobilnya. Cliff segera mengambil kitten tersebut.

"Ah, untung saja aku melihatnya masuk ke kolong mobil" Cliff menggendong kitten itu dan menaruhnya di pundaknya. Kitten itu pun mengeong.

Mera terpukau menatap Cliff. Dia benar-benar terlihat manis dan cute!

"Indukmu pasti mencari nanti, kamu sangat lucu" Cliff mengelus kitten itu.

Mera hanya diam melihat Cliff berbicara dengan kucing itu.

"Yuk, pergi" Cliff meninggalkan Mera begitu saja.

Dan lagi-lagi...

Mera hanya bengong. Setidaknya dia mengucapkan kata-kata terima kasih... Atau... Pamit...

Mera menepuk jidatnya sendiri. Dirinya tidak mungkin mengharap komunikasi lagi dengan Cliff. Tapi Barusan dia seperti melihat adegan film drama? Cliff memang punya tampang yang sangat manis.

Mera terdiam atas pemikirannya itu. Dia memang sangat manis.

"Hhhhhh, sudah lah aku lapar!" Mera masuk ke dalam mobilnya lagi.

Tiba-tiba, Handphonenya berbunyi, pesan dari Arini. Mera membuka pesan dari sahabatnya itu.

"Kamu free malam ini? Kita ke club baru yuk!"

Mera berbinar membaca pesan itu, ah benar pekerjaannya sudah selesai. Lusa kan dia baru kerja lagi. Malam ini tidak ada salahnya dia bersenang-senang.

"Available! Ada club baru dimana?"
Tanya Mera.

Di dekat rumah tokomu! Konsepnya club di alam natural. Sepertinya bagus. Dan Banyak orang kaya disitu!
Balas Arini

"Aku bukan cari orang kaya, aku cari yang Hot hahaha"
Balas Mera

"Hmm, okeh aku jemput Jam 12 ya!"

Mera menaruh handphonenya, hatinya senang malam ini dapat bakal hiburan. Tapi perutnya lapar, dia perlu makan.

°°°

"Wah kamu seperti biasa sexy banget Mera" puji Arini, Mera memakai baju mini dress berwarna hitam.

"Hahaha kamu juga sexy" Balas Mera.

"Iya dong, dan mumpung aku belum keluar negeri" Arini menyetir mobilnya.

"Kamu jadi daftar beasiswa magister di luar?" Tanya Mera.

"Uhm doain saja, bulan depan pengumumannya"

Mera sedikit sedih, tapi memang impian Arini mendapat beasiswa S2 ke luar negeri. Mera harus mendukungnya.

Club baru itu tidak terlalu jauh dari rumah toko Mera. Konsepnya Lebih terlihat nyaman untuk makan atau sekedar minum. Tapi tempat itu sudah ramai orang. Mungkin karena pembukaan.

"Dekat dengan tempatmu kan Mera?"

Mera mengangguk.

Mereka pun turun dan masuk ke dalam area cafe. Pelayan menunjukkan kursi mereka berdua. Musik terdengar riuh. Beberapa orang menatap mereka berdua saat berjalan.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang