BAB 38: Akankah Cliff Pergi?

2.3K 263 6
                                    

Mera memarkirkan mobilnya. Hari itu, Mera datang lebih siang. Saat terbangun, Mera merasa pusing dan Matanya masih sembab. Semalaman dia menangis karena banyak berpikir setelah Jim memarahinya dan sempat tidak bisa tidur.

Mera menghela napasnya. Mera merapikan Blouse dan roknya. Mera memandang ke rumah toko Cliff, dia mengambil tasnya.

Hari ini Mera bertekad akan menyelesaikan semua masalahnya dengan Cliff. Jangan ada lagi yang disembunyikan oleh Cliff. Mera tidak mau Cliff meninggalkannya.

Mera bergegas mendekati rumah toko Cliff yang tampak tutup itu. Mera terpaku menatap mobil Rolls Royce yang parkir lagi di depan rumah toko Cliff.

"Itu mobil siapa sebenarnya?" Mera mendekati mobil itu. Ada Pria berseragam duduk di mobil itu, dan tampak menunggu seseorang. Pria itu asik dengan handphonenya.

"Maaf... anda siapa?" Tanya Mera kepada Pria di belakang kemudi itu. Pria itu tampak terkejut karena tidak menyadari kehadiran.

"Saya? Saya supir yang mengantar tuan Cliff"

Hah? Tuan?
Mera kelihatannya salah dengar.

"Apa? Tuan Cliff?"

"Iya, saya supir tuan Cliff Biru Battenberg"

Mera mengaruk kepalanya. Nama Cliff ternyata lebih panjang. Benar kata Jim, dirinya memang tidak banyak tahu tentang Cliff. Dirinya memang sangat egois. Mera sudah membesarkan hatinya hari ini dia akan melarang Cliff pergi!

Tapi kenapa tiba-tiba ada supir? Berita tentang kasus Cliff dari Jim saja membuatnya terkaget-kaget. Sekarang ternyata Cliff punya mobil mewah dan supir? Batin Mera bertanya-tanya. Ternyata dia orang yang penuh rahasia, apalagi yang Mera tidak tahu?

Mera masuk ke dalam toko Cliff, ruangan itu telah kosong. Sudah tidak ada bunga-bunga yang tersusun lagi. Semua sudah masuk ke dalam pendingin. Tiba-tiba dada Mera terasa sakit. Hatinya mulai gundah.

Apakah Cliff benar-benar akan pergi hari ini? Padahal dia bilang minggu depan.

Apa Mera akan kehilangan Cliff?

Cliff muncul dari dalam, dan membawa tas besar di pundaknya. Cliff tampak kaget melihat kehadiran Mera, tapi Cliff tidak menghindari Mera walaupun kemarin Mera sudah membuatnya kesal!

"Kamu benar-benar mau pergi?" Mera mendekati Cliff.

"Aku sudah bilang harus pergi" jawab Cliff. Ciff tahu, Mera mendekatinya dengan marah.

"Aku sudah tahu rahasiamu! Kamu memyembunyikan tentang kasusmu waktu di Jerman kan?! Aku bingung kenapa kamu menyembunyikan semua itu dari aku?" Suara Mera meninggi.

Cliff terkejut. Oh, sudah pasti Mera tahu dari Jim. Apa Mera tidak takut kepadanya? Atau mungkin karena itu wajahnya terlihat marah?

Cliff tidak menjawab Mera. Dia tetap tidak bergeming, saat Mera mengangkat tangannya dan menampar Cliff.

Cliff hanya diam. Dia hanya memejamkan matanya dan membenarkan letak kacamatanya. Tamparan itu terasa sangat sakit. Tapi itu memang pantas buatnya.

"Kenapa kamu tidak jujur saja kepadaku!" Mera berteriak lagi. Mata Mera berkaca-kaca, air matanya mengalir. Dia sangat kesal dengan Cliff. Cliff membuat semuanya menjadi rumit! Dia pikir Mera paranormal bisa membaca pikirannya?!

Cliff mengelus pipinya. Tamparan Mera terasa pedih.

"Aku hanya tidak ingin kamu ketakutan Mera" suara Cliff terdengar berat.

"Kamu tahu dari mana kalau aku ketakutan?! Memangnya aku tidak pantas menjadi bagian hidupmu? Kamu bisa terbuka tentang apa saja Cliff!" Mera mengeluarkan emosinya, suaranya terdengar bergetar. Mera menangis tersedu-sedu.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang