Part 15 : Kencan 2

3.1K 237 2
                                    

Setelah memberi makanan kucing seperti biasanya. Cliff memarkirkan sepedanya di samping mobil Mera. Cliff mengetuk pintu Mera.

Cliff benar-benar datang jam 12 siang! Wajah Cliff pun seperti biasa tampak bercahaya dengan tampang flower boy-nya.

"Panas begini kamu mau nekat makan di luar?" Tanya Mera sambil memincingkan matanya, karena matahari sangat terik siang itu.

"Hm, aku bawa payung" Cliff tersenyum sambil menunjukan payung lipat dengan warna neon pink.

Meta meringis. Membayangkan dirinya pakai payung neon pink siang terik begini!

"Ayo, jangan khawatir aku yang payungi kamu" Cliff senyum lagi. Mera benci melihat wajah Cliff yang kelihatan menggemaskan itu.

"Aww nona Mera dijemput Cliff?" Gigi tidak percaya.

"Hhhhh, aku belum tahu..."

Cliff tiba-tiba menarik tangan Mera. Sehingga Mera dekat dengan Cliff. Cliff langsung membuka payung neon pink Miliknya.

"Ayuk"

"Ke_ kenapa kamu memaksaku?" Mera menarik tangannya. Tapi Cliff menahannya. Muka Mera jadi merah.

"Aku tahu kamu menungguku kan rubah merah?" bisik Cliff.

Mera tidak menjawab. Cliff memang selalu memancingnya untuk marah. Mera ingin sekali memukulnya dengan Payung yang menyilaukan ini. Cliff masih menarik tangannya, akhirnya Mera hanya menuruti Cliff yang mengandengnya.

"Hati-hati di jalan nona Meraaa... Yang mesra ya" Gigi meneriakinya. Gigi benar-benar seperti melihat adegan drama di televisi.

"Astaga... Ini konyol!" Mera benar-benar malu.

Cliff hanya tersenyum.

°°°

Mera baru tahu ada tempat makan baru di sekitar rumah toko mereka.

"Menunya rice bow" gumam Mera sambil menaikan buku menu ke wajahnya. Tentu saja, karena Cliff menatapnya dengan senyumnya yang menjengkelkan itu.

"Mau pesan apa?"

"Hm?" Cliff hanya menopang dagunya dan membaca buku menunya.

"Mungkin Nasi kecombrang, ayam, telur asin dan lemon juice" sambungnya.

" Aku nasi sliced beef tongue, telur mata sapi, dan... Air mineral saja "

Pelayan Cafe itu mencatat pesanan mereka.

Mera memandangi suasana Cafe itu, dekorasi tempatnya cukup unik dan lokasinya cukup strategis juga. Yang penting AC cukup mendinginkan dirinya. Cuaca sangat panas dan gerah, setelah berjalan tadi. Mera mengibas-ngibaskan kerah t-shirt-nya

Lagi-lagi Cliff menatap Mera.

"Apa ada yang aneh dengan mukaku?" Mera melotot membalas tatap Cliff.

"Wajahmu memang lucu, aku beruntung jadi pacarmu" jawab Cliff sambil tertawa. Entah itu pujian apa Cliff meledeknya, Mera tidak senang.

MERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang