Selain nambah seru,dicapther-capther berikutnya juga jumlah katanya lebih banyak loh,jadi kalian bisa puas bacanya,
Yuk jangan berhenti di capther ini.
-
Sejak kemarin Mila berperilaku sangat produktif,itu hal yg biasa terjadi jika ia berada dirumah bu Ika,entah apa yg membuatnya begitu.
Sudah 2 hari Mila menginap dirumah bu Ika,dan selama 2 hari itu dia tetap bersekolah,karna dia tidak ingin melewatkan rumus fisika dan kimia yg diberikan oleh buk neneng,itu menyenangkan bagi Mila,sungguh.
Mila tengah menyiram tanaman,sudah cukup lama gadis itu menyirami bunga-bunga indah dihadapannya,dan akhirnya Mila menyerah,gadis dengan kemeja garis-garis kebesaran dan short jeans itu duduk dibangku yg disediakan didekat taman bunga mini milik bu Ika.
Selama 2 hari ini Mila tidak pernah memikirkan Vano,kenangan yg ditinggalkan beberapa hari yg lalu terlalu menyakitkan untuk diingat,Mila tidak suka mengenang hal yg tidak menyenangkan.
Gadis dengan surai berwarna kecoklatan itu meraih chocolate chaud yg tersedia disana,Mila merasakan ketenangan kala menyesap chocolate chaud itu,dan sensasi yg tercipta dalam lidahnya,menimbulkan kepuasaan tersendiri bagi Mila,gerakan tangan Mila yg akan menaruh kembali gelas marmer ditangannya itu terhenti,gadis itu melihat pergelangan tangan kanannya yg masih memerah.
Cekalan yg diberikan oleh Vano itu tidak main-main kuatnya,buktinya pergelangan tangan gadis itu masih memerah bahkan setelah 2 hari,namun pergelangannya sudah tidak sakit lagi seperti beberapa hari kemarin.
Mila tersenyum ketir melihat pergelangan tangannya yg memerah itu,Mila bisa membayangkan perlakuan Vano hanya dengan melihat bekas cekalan kasar Vano dipergelangan tangannya.
Untuk kesekian kalinya,Mila kembali menyesap chocolate chaud itu,bisa menikmati segelas chocolate chaud adalah sebuah cara kecil yg menimbulkan kebahagiaan yg begitu besar,apapun keadaanya chocolate chaud jawabannya,itu Mila yg berkata.
"Sepertinya anda sangat menikmati acara menginap dirumah ini,nona"suara seorang pria terdengar dibalik tubuh Mila yg tengah duduk dibangku kayu sembari menyesap minuman kesukaannya,tentu suara itu sangat familyar,ya dia Andrea.
Mila menaruh gelas marmer itu disamping tempat duduknya,dia berdiri dan menghadap kearah Andrea.
"Sejak kapan berada disini?"tanya Mila,"baru saja"jawab Andrea.
"Bagaimana nona,sudah siap untuk kembali kekediaman Adijaya?bekas tamparan itu sudah tak ada,ayo jangan mengelak"tutur Andrea menautkan tangan dibelakang badan,Mila terkekeh.
"Tentu saja,saya tidak akan menolak untuk pulang,kamu sudah jauh-jauh datang menjemput,kamu memang yg terbaik"Mila berucap sambil berjalan kearah bunga-bunga mawar yg tumbuh dengan segar dan nampak cantik,Andrea mengikut dari arah belakang dan tersenyum tipis,hampir tak terlihat.
"Masih menyukai mawar merah nona?"tanya Andrea dibalik tubuh Mila,gadis itu mengangguk kecil,"kamu sangat tau"ujar gadis itu kemudian.
"Lalu mengapa mawar merah yg saya berikan,anda buang,bukankah itu bentuk sebuah penolakan?"Andrea mulai berjalan dan menepatkan dirinya disamping Mila,gadis itu menghentikan langkahnya.
Mila sedikit mengernyit,tidak mengerti apa yg dimaksud oleh Andrea,lalu beberapa detik setelahnya Mila membulatkan mulutnya membentuk huruf O.
"Saya tidak melakukannya,saya kehilangan mawar merah itu,saya mencari -cari mawar itu namun tak ketemu juga"jawab Mila jujur,Andrea melihat mata nona didepannya ini,tak ada kebohongan dari tatapan mata itu,Andrea paham hal itu,dia pintar membaca ekspresi dan arti dari tatapan mata Mila,adalah jawaban yg sangat jelas untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...