"Sayang maafkan papi,papi telah bersalah karna telah mengusir kamu.papi sangat menyesal"Andika berujar dengan nada penuh penyesalan.
Mila tersenyum menanggapinya.
Gadis itu berhambur memeluk papinya yg sedang diselimuti rasa bersalah.
"Saya tau pi,itu semua papi lakukan karna papi menyayangi saya.Maaf ya pi saya sudah membuat nama keluarga kita tercemar"Mila bertutur tulus dari hatinya.
Andika menggeleng kuat dan mengeratkan pelukannya.
Irene melihat hal itu dengan hati yg meghangat.dia ikut bergambung dalam pelukan itu.
Pemandangan yg disaksikan baru sekali sejak 18 tahun lamanya.Mereka yg ada disana ikut bahagia karenanya.
Mila melepaskan pelukan mereka,dan membalikkan tubuhnya untuk menghadap pria dengan jas hitam itu.
Dia memeluknya.
"Andrea maaf atas semua ucapan saya,saya telah banyak menyakiti hatimu.Seharusnya saya tau kalau Vano memang bukan laki-laki yg baik"Andrea membalas pelukan itu,dia mengangguk sebagai jawaban atas apa yg Mila utarakan.
-
Syukurlah semuanya telah berlalu,Mila tidak dikeluarkan dari sekolahnya dan dia bisa ikut belajar sampai ia lulus.
"Selamat pagi"Mila menyapa dua lelaki yg tengah duduk dimeja makan itu,keduanya membalas dengan senyuman.
"Ayo duduk"Hendra menarik sebuah kursi disampingnya,Mila mengangguk.
"Rendra kamu sudah sangat rapi dipagi hari seperti ini,ingin pergi kemana?"tanya Mila mulai mengoleskan selai stroberi diatas roti tawarnya.
Rendra tersenyum.
"Pergi kerja kelompok kak"jawab Rendra antusias."Dihari libur seperti ini?"tanya Mila
"Iya,jika dihari lain maka akan terpotong dengan waktu sekolah"Jawab Rendra.
"Baiklah,sarapan yg banyak ya.agar kamu tidak lesu saat kerja kelompok"ujar Mila membuat kedua lelaki itu tertawa kecil.
"Aku sudah selesai,kak aku berangkat dulu ya"Rendra menyalimi punggung tangan Hendra juga Mila.
-
Hendra melirik Mila yg sibuk memindahkan pot bunga yg ada dibalkon apartemen.Hal itu membuat Rendra ngilu sendiri.
"Emila bukankah sudah kukatakan jangan bekerja berat"Hendra meraih pot bunga yg ada ditangan Mila itu.
"Kamu harus mengingat anakmu juga,usia kandunganmu sangat rentan untuk keguguran Mila"Hendra meletakkan pot itu dan beralih mengangkup pipi Emila.
Mila menatapnya dengan ekspresi sulit untuk dibaca dan diamati.
"Terimakasih karna telah mempedulikan saya"Mila memeluk Hendra erat,pria itu membalas tanpa ragu.Ia mengecup kepala gadis itu dengan lembut.
"Ayo hentikan,jika ada yg tiba-tiba datang lalu melihat kita berpelukan seperti ini apa yg akan mereka pikirkan?"
"Seorang pria bujangan dengan gadis yg tengah hamil 3 bulan,tinggal disatu atap yg sama?ckckck"Hendra berujar melepas pelukan mereka.
Mila memukul pelan dada pria itu.
"Saya tau anda memberi kode"ujar Mila,sedangkan Hendra merespon dengan tawa.
Dia menoel hidung Mila.
"Ingat besok pengumuman kelulusan,jangan lupa dengan janji yg telah kita ucapkan saat malam tanpa bintang itu.Sayang"Hendra mendekat lagi dan menyibak rambut Mila yg berkibas tersentuh angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...