15/

52 6 7
                                    

Mila menghentakkan kakinya kesal,jujur saja kejadian disekolah tadi tak bisa ia lupakan begitu saja,Izzi benar-benar keterlaluan.

Dia sangat berani menyebarkan rumor yg tidak benar tentang dirinya,Mila bersumpah akan membalas perbuatan wanita setengah reog itu.

-

Mila menuruni anak tangga satu persatu,gadis itu melihat disana ada mami dan papinya,dia tersenyum,syukurlah hubungan mereka semakin hari semakin membaik.

"Tumben sekali mami dan papi pulang sangat awal,ini baru jam 2 siang,apa dikantor tidak ada dokumen yg perlu dipelajari?"Mila duduk disamping maminya.

Hening.

Mila mengernyit,mami dan papinya tak memberikan jawaban dan respon apapun,hanya tatapan yg sulit untuk diartikan.

"Hey ada apa?ini baru januari dan kalian sudah akan membuat kejutan?"ujar Mila,karna biasanya mami dan papinya akan seperti ini jika april menjelang.

Andika nampak mulai membuka suaranya.

"Kenapa kamu menutupi jati diri Vano yg sebenarnya?"Andika bertanya dengan menekankan tiap kalimatnya.

Mila meneguk ludahnya kasar.

"E-e,papi a-apa yg anda bicarakan,jati diri Vanoyg mana yg saya tutupi?jangan mempercayai berita bohong"Mila mencoba untuk membuat papinya agar tak berkata lebih jauh.

Andika menggeleng dan menatapnya intens,Mila ingin meminta tolong kepada maminya namun dia hanya diam saja.

Mila menghela napas dalam-dalam.

"Apa yg sudah kamu lakukan dengan Vano?bajingan"

"Saya membesarkan kamu agar bisa menjadi wanita yg bermartabat,tapi apa yg kamu lakukan?kamu menjual harga dirimu hanya karena alasan cinta!?"

"Cinta macam apa yg kamu maksud Emila?cinta yg seperti apa?cepat katakan"Mila tersentak kaget,suara papinya benar-benar meninggi.

Mila tidak bisa menahan air matanya untuk tak jatuh,

"Sekarang lihat buah dari perbuatan kamu,apakah kamu menyesal?"

"Jangan bicara,saya tahu apa jawaban yg akan kamu berikan,jika kamu memang menyesal maka kamu tidak akan melakukan kesalahan yg sama untuk yg kesekian kalinya"sergak Andika.

"Mau kamu apakan anak itu?kamu ingin meminta lelaki bajingan itu untuk bertanggung jawab?mimpi kamu!"bagaikan tamparan bertubi-tubi Mila serasa runtuh.

Papinya mengatakan kebenaran,dia memang bodoh,namun dia sangat mencintai Vano,papinya tidak mengerti itu,Vano adalah jiwanya bukan yg lain.

Mila duduk bersimpuh dia memeluk kaki papinya memohon maaf,ini yg pertama kalinya.

"Maaf kan saya pi,tapi saya sangat mencintai Vano,anda tidak mengerti akan hal itu,jangan hukum Vano atas semua ini,saya janji tidak akan membuat papi kesusahan karna anak yg saya kandung"Mila berucap sambil terisak.

Mendengar penuturan dari Mila itu,membuat darah yg mengalir dalam tubuh Andika serasa mendidih,dia benar-benar naik pitam.

"Tidak akan kesusahan kamu bilang?kamu lupa siapa kamu dikeluarga ini?kamu anak saya,maka saya bertanggung jawab atas kamu Emila,bukan lelaki bajingan yg tidak tahu malu itu"Andika meninggikan suara.

Aaa...

Teriakan dari Irene memenuhi ruangan kala Andika menendang Mila dengan kasar,dia melupakan bahwa putrinya sedang mengandung manusia lain dalam perutnya,dia sudah gelap mata karna kemarahannya.

Irene memeluk putrinya kencang,dirinya ikut menangis.

"Andika cukup,kenapa kamu memperlakukan putriku seperti ini?"Irene berucap.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang