HARI KE-3 SETELAH PERISTIWA
**
Kediaman Adijaya
**
"Kita mulai dengan kasus yg menimpa izzi, dari mata mata yg saya punya dia mengatakan bahwa sebelum pembunuhan itu terjadi izzi dalam posisi baru kembali dari kantor polisi" Laskar menatap satu persatu orang orang dimeja makan.
"Diketahui izzi datang membesuk iron,dan sipir perempuan disana yaitu bu Andis mengatakan bahwa izzi terlihat berbincang serius dengan iron saat itu"
"Dan 30 menit sebelum berita pembunuhan itu Emila mendapatkan pesan dari Izzi,yg dimana dalam pesan itu menyatakan bahwa izzi ingin mengajak Mila untuk bertemu" Laskar meraup udara sesaat.
Pria itu memijat pelipisnya yg terasa pening.
"Itu artinya izzi ingin menyampaikan sesuatu kepada Emila" kini tuan Andika ikut menimpali dan memberi asumsinya.
Laskar mengangguk "ya itu benar"
"Jadi alasan pembunuhan yg menimpa izzi bisa saja karena ia akan menemui Emila,si pelaku tidak ingin kalau izzi mengungkapkan kebenaran kepada Emila. Dan agar tidak ketahuan si pelaku pun membunuh izzi menguliti telapak tangannya agar tidak ada sidik jari yg terdeteksi" Pria dengan balutan kaus abu abu itu kini berdiri dari duduknya.
Semua orang menyimak rumusan dan gambaran yg diberikan oleh Laskar, dan pendapat laskar itu terdengar sangat masuk akal.
"Permaian pembunuh ini memang cukup rapi,tapi dia terbilang ceroboh dan gegabah. Tidak berselang lama pembunuh itu meracuni makanan yg dikirim oleh sipir untuk Iron,setelah di selidiki racun itu sangat berbahaya ternyata. Sangat jelas alasan pembunuh itu membunuh Iron karena sepertinya Iron lah sumber informasi dan rahasia dari pembunuh ini. Mungkin saja Iron tau banyak tentang si pembunuh,karena tidak ingin informasi tentang nya terungkap,maka ia segera melenyapkan Iron"
"Lalu bagaimana dengan Roni?" Mila berujar yg membuat atensi dari semua orang tertuju padanya.
"Sebentar Mila,kita urutkan masalah Izzi dan Iron terlebih dahulu. Kasus ini menyambung menjadi satu Emila,tenang saja, semua pasti akan terungkap" pria itu mendekat kearah Mila dan menepuk bahunya perlahan.
"Iron pasti memberitahu izzi sebuah kebenaran yg besar ketika ia datang membesuk. Lalu mungkin saja Iron meminta izzi untuk memberitahu Emila tentang kebenaran itu,tapi izzi mati terbunuh. Dan satu hal yg pasti dari kedua kasus ini,pembunuh mereka adalah sama"
Laskar mempertegas kalimat terakhirnya.
"Dan Roni"
"Pembunuhnya juga orang yg sama, Roni adalah teman satu sel Iron,pasti Roni juga mengetahui beberapa hal tentang pembunuh itu hingga ia bisa meregang nyawa juga. Sayang sekali tidak ada rekaman cctv ditempat pembunuhan Roni"
"Yg masih menjadi pertanyaan di benak ku,apa kebenaran yg ingin disampaikan oleh iron dan izzi kepada istri ku" Hendra bangun dan menghampiri Laskar yg tengah memijat pelipisnya.
"Aku juga ingin tau kebenarannya Hendra,kebenaran macam apa sebenarnya y--- "
"Permisi"
Suara itu membuat atensi semua orang di meja makan beralih kearah pintu.
"Bu Andis?" Laskar menatap heran wanita dengan balutan dress merah itu.
"Ada satu barang bukti yg bisa saya berikan kepada anda tuan, saya sudah mencoba memecahkan masalah ini sendiri tapi hal itu malah membuat saya stress"
"Apa itu?"
"Ini..." bu Andis menyerahkan secarik kertas lusuh ketangan Laskar.
_ _ _ _ _ _ _ _ _
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...