Lama gak up,ada yg kangen?
Jangan lupa,
Like dan komennya,oke?
Happy reading♡
.
.
."Papa jangan bercanda dong,Tita gak mau nikah secepat itu"gadis itu merengek dihadapan ayahnya.
"Lalu akan kamu apakan kekasihmu itu?papa tidak mau kalian berpacaran dan membuang waktu,lebih baik kalian langsung menikah saja,itu akan lebih baik"nampaknya pria yg merupakan ayah dari Tita itu tetap teguh akan pendiriannya.
"Tapi kami deketnya baru-baru ini,mana bisa langsung ngajak nikah aja"Tita masih mencoba untuk meyakinkan,Kalau-kalau papanya berubah pikiran.
"Tidak!besok papa ingin bertemu dengan kekasih kamu itu,papa yg akan berbicara dengannya,dan hari berikutnya kita temui keluarganya"baiklah sepertinya Tita memang tidak akan pernah bisa membuat keputusan papanya itu berubah.
Semuanya menjadi serius sekarang.
"Papamu benar sayang,lagipula kami sudah memberitahu kalau kami tidak ingin kamu membuang-buang waktu untuk hal yg tidak berguna"
"Pacaran bertahun-tahun buat apa kalau akhirnya tidak menikah?hanya menambah dosa saja"wanita paruh baya itu menimpali,Tita hanya diam mendengarkan.
"Oke-oke,tapi Tita perlu bicara sama dia dulu.Takutnya nanti dia gak setuju"ujar Tita,kedua orang tuanya mengangguk.
"Yaudah ya ma,pa.Tita kekamar dulu"gadis itu mengecup pipi mama dan papanya bergantian kemudian berlari masuk kedalam kamar.
-
"Mampus gue kalau kayak gini,argggh nyesel banget gue bohongin papa dan bilang Andrea cowok gue,sekarang kalau udah gini gue harus gimana?"Tita menenggelamkan wajahnya dibantal dan menghentak-hentakkan kedua kakinya.
Gadis itu meraih ponsel yg ia taruh disamping tubuh,"telfon gak ya?"Tita menimang-nimang tindakan yg akan ia ambil.
"Gue harus kasih tau Andrea kali ya?kalau gue kasih tau dia kan bisa tuh cari cara sama-sama biar papa gak jadi nikahin gue sama dia"
"Iya-iya gue pinter banget,gue harus telfon Andrea"setelah dirasa cukup dengan pilihannya,gadis itu memencet sebuah nomor untuk bisa ia hubungi.
Tita mengetuk-ngetuk jari diatas nakas,berharap pria disebrang sana mengangkat telfonnya.Setelah deringan yg kesekian,mulai terdengar suara Andrea dari sebrang sana.
Bukannya bicara Tita malah terdiam setelah mendengar suara pria itu,perasaannya menjadi ragu.Ia takut kalau Andrea akan marah dan membencinya karena hal ini,ya-meskipun Tita tau Andrea bukan orang yg seperti itu.
"Halo Tita,kamu masih disana?
Tolong katakan sesuatu!"terdengar suara Andrea masuk kedalam telingnya,hal itu membuat Tita tersadar."I-iya"hanya itu jawaban Tita.
"Ada apa?tumben kamu menelfon malam-malam seperti ini"ujar Andrea.
"Eum gue-"
"Mau ketemu gak?ada yg mau gue omongin soalnya,ini serius"Tita memberanikan diri untuk mengatakan hal itu.
"Bertemu?baiklah kirimkan lokasinya"
Apa?secepat itu Andrea mengiyakan?Tita tak menyangka.
"O-oke nanti gue kirimin lokasinya,sekarang siap-siap dulu,gue tutup ya bye"
Setelahnya Tita merasa lega untuk beberapa saat,sekarang dia harus mengumpulkan keberanian untuk mengutarakan kebenarannya kepada Andrea.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...