Sedari tadi Hendra gusar,dia bahkan tidak fokus akan pekerjaannya,sudah berapa banyak ia mengosongkan jam pelajaran untuk hari ini.
Dia mendongak dan menatap langit-langit.
-
Hendra mulai menyalakan mesin motornya,namun suara dari seseorang menghentikan aksinya itu.
Tita
Hendra mendekat beberapa langkah dan mulai membuka suara.
"Ada apa Tita,apakah kamu kesulitan dan ingin bertanya mengenai pelajaran penjaskes?"Hendra bertutur,Tita menggeleng kuat.
"Bapak tau atau enggak dimana keberadaan Emila?"Tidak banyak basa basi Tita langsung menunju keintinya saja.
"Mengapa kamu menanyakan hal ini kepada saya?memangnya kemana Emila hingga kamu mecari keberadaannya"ujar Hendra seolah tidak mengetahui apa-apa.
"Mila diusir dari rumah dan pergi entah kemana,saya sudah membantu mencari kemana-mana tapi gak ketemu juga"Tita terdengar lesu.
"Saya turut prihatin,namun saya rasa itu bukan urusan saya,permisi"Hendra memberikan senyum dan kembali menaiki motor sport miliknya.
Tita pergi menuju mobilnya,sepertinya pak Hendra memang tidak mengetahui apapun,baiknya Tita mencari lagi,siapa tahu Mila ia temukan.
"Selamat siang Tita"suara itu mencegah aksi Tita yg sedang membuka pintu mobil miliknya.
Dia menatap penuh kebencian kepada laki-laki berseragam sama seperti dirinya itu.
"Gimana,Milanya udah ketemu?"Vano mendekat,Tita berapi-api.
"Bajingan lo!ini semua terjadi karena ulah lo,kenapa lo ngk mau tanggung jawab hah?lo pikir lo keren dengan ngelakuin hal kayak gini?"Tita menuding dengan jari telunjuknnya.
"Tanggung jawab?"
"Sahabat lo datang dengan senang hati tanpa gue paksa,so dia harus nanggung sendiri buah dari perbuatannya"jawab Vano enteng.
Tita sudah tak tahan lagi hingga ia menampar pria itu dengan sangat keras sampai wajahnya tertolak kesamping.
Dia menatap lelaki itu nyalang,sedangkan Vano tertawa sambil memegangi pipinya yg memanas.
Vano menarik pinggang Tita secara tiba-tiba dengan lengan kekarnya,dia mengikis jarak antara dirinya dan Tita.Vano berucap dengan nada setengah berbisik.
"Jangan ikut campur,kalau lo gak mau bernasib sama kayak Mila"Vano menyibak rambut Tita yg berkibas kepipi.
Vano terkekeh kala Tita mencoba untuk mencerna segalanya.
"Mending cari sahabat lo itu tanpa harus buka mulut kalau gue yg hamilin dia"ujar Vano setelahnya mendorong Tita kasar hingga tubuh gadis itu terbentur pintu mobil.
"Vano bangsat!"Tita berteriak dilahan kosong yg menjadi tempat parkir disekolahnya itu,sedangkan Vano hanya berjalan tanpa menengok.
-
Mila duduk menyangga dagunya dengan tangan,apartemen ini sangat sepi tak ada seorangpun.Pak Hendra pergi mengajar dan Rendra adiknya tentu saja juga sedang bersekolah.
Mila merasa bosan,akhirnya dia memutuskan untuk berjalan menuju dapur,dibukanya kulkas besar dan tinggi disana.
Disana hanya ada mie instan dan juga minuman bersoda,Mila berdecak malas.
Tadi pagi dia sudah menyeduh sebungkus mie instan kuah,masak dia harus memakan mie instan lagi?itu tidak sehat.
Mengingat dirinya sekarang tengah berbadan dua,ada manusia lain yg harus ia jaga asupan gizinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...