Happy and enjoy
Happy reading♡
.
.
.Kamar dominan berwarna hitam dan putih itu mulai terlihat terang karena penerangan yg berasal dari sinar matahari yg menerobos masuk dari jendela besar dikamarnya,gambar-gambar karakter super hero yg ada dikamar itu jadi sangat jelas terlihat.
Sang empu pemilik kamar mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yg menyapa netra gelapnya,ia melenguh panjang dan detik berikutnya sudah mendapati dirinya terduduk.
Pria itu mengucek-ucek matanya dan menatap sekeliling kamarnya,ia sedikit terkejut karena saat ia pulang kamarnya masih berantakan oleh kertas-kertas dan bungkus makanan ringan yg tergeletak begitu saja,laptop yg diletakkan disembarangan arah,dan sekarang kamarnya sudah bersih juga rapi.
Pria dengan kaos polos itu mulai berdiri dan berjalan kearah kamar mandi,tentu saja ia akan membersihkan diri lalu turun kebawah untuk sarapan.
"Matahari kok terik banget ya padahal masih pagi"pria itu bergumam dan menata rambutnya didepan cermin kamar mandi.
Aneh,dia akan mandi namun malah merapikan rambut?
-
Pria itu sudah lengkap dengan jeans riped miliknya dan atasan kemeja Lime yg diselingi oleh vest berwarna putih.Kakinya bergerak untuk menuruni tiap anak tangga penghubung lantai dua dimana kamarnya berada dengan lantai satu.
"Morning pa"Vano menyapa dan mengepalkan tangan kanan papanya,kemudian keduanya melakukan tos.
"Rapi banget,mau kemana?"Tio berujar setelah selesai mengunyah daging yg ada dimulutnya.
"Ngampus lah pa,emang ngapain lagi?aneh"Vano berujar dan mulai meraih satu lembar roti untuk ia olesi dengan selai kacang.
Tio terlihat bingung.
"Papa kok makan berat sapagi ini?sup sapi lagi,kenapa gak roti aja"Vano melirik sekilas kemudian kembali melanjutkan apa yg ia lakukan tadi.
Pria paruh baya itu diam,ia mencoba mencerna kalimat dari putranya itu.
"Van,ini kan hari-"
"Pa matahari pagi ini cerah banget,udah kayak siang aja,gak kebayang panasnya"pria itu memotong kalimat yg akan diucapkan oleh Tio sebelum kalimat itu selesai diucapkan.
"Kamu ngigo Van?ini udah siang nak,jam 12"
Vano yg sedang mengunyah roti itu mendadak tersedak,ia memegangi dadanya.Dan dengan secepat kilat Tio memberikan segelas air untuk Vano.
Pria itu meneguk air dalam gelas sampai tandas tak bersisa."papa kok baru bilang sekarang?pa aku ngampus siang astaga,mana hari ini aku banyak kelas"Vano tepuk jidat dan menatap papanya.
Tio menggelengkan kepalanya heran,pria itu meraih ponsel yg ia taruh disamping kanannya diatas meja makan.
"Hari minggu Van"Tio menunjukkan kelender diponselnya,pria itu terkekeh dan berdiri.
Vano melongo tak percaya,ia merogoh ponselnya didalam saku riped jeansnya dan memeriksa hari juga tanggal.
"Pantesan tadi malem ada pasar malem"Vano tepuk jidat,Tio hanya menggeleng-geleng heran.
Pria itu menatap pria paruh baya yg merupakan papanya,ia menatap seolah bertanya.
"Papa mau kekamar,mau mandi,terus siap-siap solat"Tio mengerti dan melanjutkan langkahnya,pria paruh baya itu mulai menaiki anak tangga satu persatu.
-
Sore menjelang,langit nampak berubah warna menjadi jingga yg meneduhkan mata.
Vano keluar dari dalam toko roti dengan sebuah paperbag besar yg berisikan banyak roti,
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...