Aroma tanah yg basah karna air hujan tadi malam terasa sangat khas,hari ini hari libur,jadi Mila bisa menikmati hari ini tanpa harus memikirkan banyakknya pelajaran.
Namun nampaknya gadis berinisial SEP itu masih betah bertamasya didunia mimpinya,tubuh yg terbalut selimut tebal itu masih enggan untuk terbangun.
Sedangkan dari arah dapur seorang pria yg tak lain adalah Andrea datang dengan membawa sandwich dan segelas susu.
Dia meletakkan nampan itu diatas meja,dan bergerak untuk membangunkan Mila,gadis itu bukan tipikal orang yg susah untuk dibangunkan,buktinya sekarang Emila sudah mencapai posisi duduk.
Dia mengusap-usap matanya dan sesekali menguap kecil,"selamat pagi nona,tampaknya anda bermimpi indah"Andrea menyapa,kemudian menyingkirkan tubuhnya untuk berdiri disamping sofa.
"Kamu menyiapkan ini?"tanya Mila setelah melihat nampan berisi sandwich dan segelas susu,Andrea mengangguk.
"Untuk mengawali pagi"imbuhnya,Mila tersenyum simpul,"terimakasih"ujarnya.
-
"Terimakasih untuk izin menginapnya tuan Andrea,pavilunmu sangat nyaman"ujar Mila mendesis tertawa,dia sudah berada diambang pintu paviliun,Andrea ikut terkekeh.
"Anda melupakan sesuatu nona"Andrea masuk kedalam sebentar lalu mengambil tas slempang berwarna pastel milik Mila.
Dia menyerahkannya kepada sang pemilik.
"Ah-saya memang sangat pelupa,terimakasih,saya harap bisa kembali berkunjung kembali kesini tuan Andrea"ujar Mila kemudian membalikkan tubuhnya.
Andrea tersenyum dibalik sana,kenapa Emila sangat mempesona?
-
Mila melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah dengan nuansa klasik itu,saat sampai diruang keluarga,langkahnya terhenti kala mendengar suara sendok yg bersentuhan dengan piring,Mila penasaran,dia mengubah arah tubuhnya dan akan menuju keruang makan.
Disana Mila bisa melihat papi dan maminya sedang sarapan pagi bersama,bukan hanya sarapan pagi,namun mereka juga mengobrol?wah itu adalah sebuah keajaiban.
Jika setiap bulan desember papi dan maminya akan berpura-pura berbaikan dan saling mencintai hanya untuk menghibur Mila,namun kali ini sepertinya tidak,mereka terlihat sedang saling mendekatkan diri,itu real bukan sandiwara.
Awalnya Mila tak ingin mengganggu mereka berdua,namun ternyata mami dan papinya menyadari keberadaannya disana,mau tak mau Mila menghampiri mereka.
Dia mengambil duduk disamping maminya,"saya mengganggu kalian?"tanya-nya.
"Apa yg kamu bicarakan sayang?tentu saja tidak"
"Bagimana acara menginapmu dipaviliun Andrea,apakah terasa menyenangkan?"Andika bertanya,Mila tersenyum simpul.
"Ya seperti itulah,dia orang yg baik dan mampu mencairkan suasana,jadi ya-terasa mengasyikan"jawab Mila.
"Oh ya"Mila berucap.
"Maaf karna tidak menjawab pesan dan panggilanmu mami,saat itu hujan deras dan saya menyalakan mode hening"Mila menatap kearah maminya,Irene mengelus pucuk kepala putrinya lembut,dia menggeleng "tak apa"
Itu memang benar,namun setelahnya dia tidak menyalakan mode hening ponselnya,dia ingin menelpon balik namun dia mengurungkan niatnya.
"Sudah sarapan?"tanya Irene,Mila mengangguk.
"Andrea membuatkanku sandwich dan segelas susu,dia sangat baik"jawab Mila.
"Sepertinya papi harus menambahkan gaji Andrea untuk bulan ini,dia juga semakin baik dalam pekerjaannya"ujar Andika,Irene dan Mila mengangguk setuju.

KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Novela JuvenilKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...