Mila berniat akan naik keatas untuk membersihkan diri dan mengganti bajunya,setelah makan semangkuk ramen dia merasa sangat kenyang.
Saat diruang keluarga dia melihat maminya yg sibuk membaca sebuah majalah,dan disana maminya tak sendiri,papinya juga ada disana,dia sedang menonton televisi,masih menggunakan jas kantor,sepertinya Andika tengah menghilangkan penatnya sebentar dengan cara menonton tv.
Mereka tak duduk disatu sofa yg sama,jarak mereka cukup jauh,itu membuat Mila berdecak,kapan sih mereka akan benar-benar akur dan harmonis?
"Baru pulang?"Mila membuka suaranya membuat atensi kedua orang tuanya berubah padanya,saat menyadari yg akan diajak bicara oleh Mila adalah papinya,irene kembali membaca majalahnya,namun kali ini fokusnya untuk menguping pembicaraan putrinya dengan Andika.
"Hey tumben sekali menyapa terlebih dahulu"
"Lihat papi masih mengenakan pakaian kantor,yg berarti apa?"Andika menyelipkan pertanyaan diakhir kalimatnya,dan mengambil remot tv kemudian mematikannya,dia berdiri dan berjalan kearah Mila.
"Tidak lapar?"tanya Mila,hal itu membuat Andika sedikit terkejut,namun pria itu tersenyum.
"Lapar"
"Mami"Mila mengubah pandangannya kepada maminya,dengan cekatan Irene menoleh dan menyahuti putrinya,"iya sayang ada apa?"
"Kenapa tidak berinisiatif untuk memasak?"Mila bertanya dengan penekanan kalimat yg jelas,Irene gelagapan.
"Eum,mami kira dia tidak lapar,lagipula dia tidak berbicara apapun kepada mami,jadi bagaimana mami bisa tau dan memasakkan sesuatu untuknya"jawab Irene.
"Ais,seharusnya anda mengerti,tidak perlu menunggu papi berkata bahwa dia lapar,logikanya saat sesorang pulang bekerja dan nampak kelelahan,dia pasti juga akan lapar,jika ingin memastikan maka bertanya,jangan diam seperti melihat orang asing saja"skak Mila.
Irene terdiam.
"Mulai besok bisakah mami memasak untuk papi?"Mila bertanya dengan tatapan intens.
Andika hanya diam,dia memperhatikan putrinya itu,apakah Mila mulai peduli lagi kepadanya?
"B-baik tentu saja,mami akan melakukannya karna kamu yg meminta sayang"jawab Irene.
"Jangan lakukan karna permintaan saya,tapi lakukan ini karna kewajiban seorang istri untuk melayani suaminya,bukankah harusnya begitu?"
"Baiklah,sesuai yg kamu inginkan sayang"jawab Irene.
Mila tersenyum dalam hatinya,
Namun Irene berdecak malas dalam hatinya,dasar Andika sialan,sekarang dia harus memasak untuk Andika?oh tidak,semua ini hanya karna permintaan Mila,kalau tidak karna itu dia tidak akan sudi,dia menyayangi Mila dan tidak mau membuat Mila kecewa maka dari itu dia harus mengiyakannya.
"Untuk sekarang mau makan masakan saya?"Mila mengubah atensinya,pada Andika kembali.
"Tentu saja,papi lebih bahagia jika bisa memakan masakan sang tuan putri"ujar Andika.
Mila kembali masuk kedapur,Andika mengekori dari belakang,
"Kenapa tidak menunggu dimeja makan saja?"Mila membuka suaranya dan membelakangi papinya,gadis itu mengeluarkan apron dari dalam lemari atas.
Apron itu nampak cocok untuknya,apron berwarna baby pink itu membuatnya semakin manis.
"Memang tidak boleh jika papi ikut kesini?"Andika balik bertanya,Mila berdecak.
"Saya hanya bisa membuat nasi goreng tidak masalah kan?"Mila menengok sebentar,untuk melihat Andika akan memberikan jawaban apa.
Andika mendekat,dan mendaratkan kecupan manis dikening putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...