Plak
Gadis dengan balutan turtle neck tanpa lengan itu sudah menumpahkan air matanya,seharusnya dia yg marah bukan laki-laki itu.
Dia ingin menemui Vano dan meminta agar Vano mau bertanggung jawab,namun yg ia dapatkan,Vano sedang bercumbu dengan wanita lain,sakit.
"Heuh,lo pikir gue akan bertanggung jawab?"Vano menatap Mila intens,"inget Mila kita ngelakuin hal itu bukan karna paksaan,tapi lo mau kan?"ujar Vano menghujani.
Mila meremat roknya kuat,air matanya tak henti berderai sejak tadi.
Secepat itu Vano berubah,dimana Vano yg perhatian padanya beberapa hari yg lalu?kenapa sekarang Vano memakinya seperti ini?
"Tapi Van,aku ngandung anak kamu"jawab Mila tegas dan ikut menatap Vano.
Laki-laki dengan kaos distro berwarna lavender menyetak tubuh itu tertawa terbahak-bahak.
"Apa?coba ulangi sekali lagi!"
"Aku ngandung anak kamu Vano!"
"Gue gak pernah anggap dia,dia anak lo,bukan gue,so nikmati hamil dengan status seorang pelajar,gue gak tanggung jawab"laki-laki itu menutup pintu rumahnya rapat-rapat.
Mila duduk bersimpuh,Tita kecewa padanya,dan sekarang saat dirinya ingin meminta Vano untuk ikut bertanggung jawab,dia malah mendapatkan perlakuan dan penolakan seperti ini.
Dia sangat sadar bahwa hal ini atas kesalahannya juga,karna itu dia ingin mempertahankan anaknya dan mengajak Vano untuk bertanggung jawab bersama-sama,namun rencana tuhan berbeda.
-
Tit
"Neng kalau jalan hati-hati dong,kalau enengnya ketabrak gimana?saya juga yg susah neng"seorang pengendara motor mengomel saat sudah memberhentikan kendaraan roda duanya.
Hampir saja dia akan menabrak Mila.
"Ma-maaf pak,"jawab Mila sedikit terbata.
"Iyak gak pa-pa,lain kali hati-hati ya neng,selain bikin enengnya celaka,pengendara lain juga akan kena imbasnya"
-
"Taxi mana ya?kok dari tadi gue nunggu gak ada yg lewat satupun,mana hp gue lowbat lagi"Mila bergumam berdecak kesal karna sudah 30 menit dirinya menunggu ada taxi yg lewat,namun nihil.
Mila menyipitkan matanya,dia mengenali wanita itu.
"Syla?"Mila tersenyum miring.
Dia melupakan bahwa dirinya menunggu taxi untuk pulang,gadis itu lebih memilih untuk menghampiri Syla yg tengah berjalan menenteng sebuah paperbag.
"Mila?"
"Hai syla,lama gak ketemu ya,mau kemana nih?"tanya Mila seolah teman yg sudah sangat akrab,Syla menunduk.
"Aku mau kerumah sakit buat jenguk ayahku"jawabnya,Mila terdiam.
"Ayah lo sakit apa?wah pasti bentar lagi mau koid tuh"Mila sengaja menutup mulutnya dengan tangan kanan setelah menyelesaikan kalimatnya.
Syila hanya mengelus dada.
"Maaf ya Mila aku duluan,"Syla berujar dan akan meninggalkan Mila.
-
"Nona akankah hari ini anda akan menepati janji?"Andre berujar dengan senyuman,Mila mendongak untuk menatap pria jakung itu.
"Ah iya,saya belum menepati janji saya waktu itu,ayo kita buat ramen bersama dipaviliun milikmu"ujar Mila.
Andrea mengangguk patuh,tak bisa dipungkiri bahwa dirinya sangatlah bahagia.
Mila pulang saat langit sudah gelap,entah kemana gadis ini mampir terlebih dahulu,karna merasa sudah berjanji dengan Andrea maka dia mengurungkan niatnya untuk mengurung diri dikamar,lagipula makan ramen bersama juga tidak buruk,mungkin saja itu akan mampu menghilangkan sedihnya sesaat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...