34/

25 0 0
                                    

Haiii i'm comeback

Jujur saya telat banget updatenya, entah udah berapa lama saya biarin cerita ini berdebu.
Tapi jujur ya readers ku saya udah nulis draft tapi males banget lo buat ngumpulin niat biar bisa nulis.

Mood suka naik turun kayak rollercoaster.

Nikmati ceritanya ya, meskipun capther kali ini kurang panjang, mohon permaklumannya🙏.

Happy reading

-

Masih berlatar di tempat yg sama,sel tahanan.

Nampak kedua tahanan itu sedang mengisi waktu mereka dengan sekedar berbincang,namun perbincangan keduanya kali ini bukanlah perbincangan basa-basi,melainkan mengenai hal yg lebih serius.

"Tahanan nomor 460,ada yg datang membesuk"suara itu mengalihkan atensi dari keduanya,Iron nampak sumringah,sesuai dugaannya.

Setelah saling lempar tatapan dengan Roni,ia berdiri dan keluar dari sel bersama dengan polisi wanita itu keruang besuk.

Dalam hatinya terapal harapan,semoga semuanya akan berjalan lancar dan sesuai dengan ekspektasinya.

-

Masih dengan gadis yg sama,keduanya duduk saling berhadapan,dengan si gadis yg sibuk menyendokkan nasi dari rantang menuju mulut pria dihadapannya.

"Ion kamu kenapa?keliatan gelisah gitu"ujar Izzi akhirnya setelah selesai menyuapkan nasi kedalam mulut Iron,ia memerhatikan gelagat pria itu.

Iron menyelesaikan kunyahannya terlebih dahulu,setelahnya membuka mulut untuk berucap.

"Iya gue lagi bingung"ujarnya,menatap Izzi dengan intens,gadis itu mengerutkan keningnya bingung.

"Gue punya masalah yg harus segera diselesaiin, dan itu bisa selesai kalau lo mau bantuin gue"

Izzi yg mendengarnya sontak menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya,seolah tak percaya akan perkataan pria ini.

"Oke gue bakal ceritain semuanya,tapi gue mohon jangan ceritain ini dulu kesiapapun,siapapun itu!"penekanan diakhir kalimat ia perjelas,Izzi hanya mengangguk mengiyakan tanpa bertanya lebih kepada pria itu.

Apa yg akan diceritakan oleh Iron?sepertinya ini adalah sesuatu yg besar.

-

Sudah jam berapa sekarang?Mila lupa menghitung,namun sepertinya ini sudah pukul 9 pagi,dan terbukti matahari begitu terik membias kedalam kamar milik Mila.

Gadis itu mengusap matanya pelan,dengan posisi terduduk ia meraih ponselnya,yg menjadi penyebabnya terbangun adalah sebuah notifikasi,yg Mila tidak tau itu notifikasi apa.

"Kalender?"Mila mengerutkan kening heran,seingatnya ia tidak pernah menandai tanggal.

Lantas ia membuka berita acara hari ini,keningnya berkerut lagi,apa ini?

Sudah jam 9,ayo bangun!

Sungguh Mila tidak pernah menulis seperti ini,lalu siapa yg melakukannya?perasaan tidak ada yg pernah menyentuh ponselnya kecuali dirinya sendiri,dan Fari yg sempat menonton video anak-anak,bahkan itu kurang dari 5 menit.

Fari?

Mengingatnya membuat Mila menoleh kearah kiri dan kanan,dimana Fari?
Fari tidur bersamanya Mila ingat sekali.

Mila panik bukan kepalang,disingkapnya selimut yg masih menutupi setengah tubuhnya asal,gadis itu segera akan berlari keluar kamar untuk mencari putranya.

Wajah paniknya sangat ketara,

BRAKKK

Mila jatuh tersungkur kebelakang,ck,ia lupa bahwa pintu kamarnya masih ditutup.Gadis itu meringis kesakitan,rasanya lumayan juga.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang