Vote dan komen?harus dong
.
.
.Dishare juga sabi kali yak
.
.Biar ini lapak gak sepi kayak kuburan xixi
.
.
.Happy reading All♡
Malam semakin larut,bahkan hujan diluar sana makin turun dengan derasnya.pria dengan balutan pajama itu melangkahkan kaki menuruni anak tangga.Dilihatnya area ruang keluarga yg sepi tidak ada siapapun.
Dimana semua orang?
Tio mendudukkan diri disofa dan membuka ponselnya.Dilihatnya kolom percakapan dirinya dengan putrinya yg tertera dilayar ponsel itu.
Pesannya beberapa jam yg lalu belum dibalas,hanya centang dua abu-abu.Yang artinya pesan telah tersampaikan namun belum dibaca saja.
Tio menghela nafas untuk yg kesekian kalinya.
Kembali pria itu membuka ponselnya,namun kali ini bukan untuk datang kekolom percakapan dengan putrinya,melainkan pria itu akan menghubungi putranya.
Untuk kesekian deringan panggilan belum diangkat juga.Telfon tidak diangkat,namun ia tidak pernah merasa cukup jika hanya menghubungi satu kali.Dan Tio kembali menghubungi putranya.
-
Tio menyunggingkan senyumnya kala panggilan tersambung,namun hal pertama yg ia dengar adalah dentuman musik yg begitu keras,membuat dirinya sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya.
"Hallo Vano,kamu dimana,kenapa belum pulang?ini sudah larut malam!"Tio berujar dengan gemasnya karena putranya itu belum pulang juga.
Anak laki-laki itu tidak mengerti bagaimana rasa khawatir yg ia rasakan.
"Apa-an sih pah? A-ak-u sib-sibuk,papa ganggu tau gak?"Suara Vano menjawab dari sebrang sana.
Anak setan.
"Pulang Vano!kamu pasti datang ketempat terkutuk itu lagi kan?dinasihati bukannya sadar dan intropeksi diri,ini malah semakin menjadi-jadi"seru Tio geram.
"Papa kayak gak pe-pernah muda aja"jawab Vano dengan kekehan tawa disebrang sana,bahkan juga ada suara wanita yg ikut tertawa.
"Nakal itu wajar pah,pengalaman hidup"imbuhnya.
Makin ngelantur.
"Bedakan nakal dengan kurangajar Vano!"
"Papa mau kamu pulang sekarang,kalau kamu tidak menuruti maka papa sendiri yg akan datang dan mempermalukan kamu disana.Pulang atau kamu papa buat jadi gelandangan!"Tio memutuskan sambungan setelah kalimat yg ia utarakan berakhir.
-
"Sialan,papa ngancemnya gak asik"Vano berujar dengan nada malas,wanita yg tengah duduk dipangkuannya itu merespon dan berujar,
"Kamu pulang aja dulu,kalau kamu gak pulang takutnya ancaman papa kamu itu beneran terjadi.Kalau kamu jadi gelandangan kamu gak bakal bisa ketemu aku lagi"wanita itu memberi saran.
"Eum lo ada benernya juga,tapi gue masih betah disini nemenin elo"ujar Vano.
"Lain kali kamu bisa dateng kesini,untuk sekarang turutin perintah papa kamu"wanita itu kembali memberi saran.
Vano berpikir sejenak.
"Oke gue balik,btw lo ada liat kunci mobil gue gak?"Vano celingak-celingkuk.
"Nih"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...