Dengan langkah tergopoh Hendra menggendong Mila untuk masuk kedalam rumah sakit,dia tak mempedulikan tatapan orang-orang yg terus memperhatikannya.
-
Hendra mencoba untuk menstabilkan nafas setelah tadi Mila sudah masuk keruangan dan ditangani oleh dokter,setidaknya tadi Hendra sempat memberikan pertolongan pertama.
Pria dengan kemeja putih itu masih tak tenang,dia terus mondar mandir dan sesekali mengintip kedalam sana dari celah kaca yg ada dipintu.
-
"Anda keluarga pasien?"dokter berucap setelah keluar dari ruangan dan menutup pintu,Hendra bingung mau menjawab seperti apa,dia malah mengangguk,itu spontan.
"Mari ikut saya"ujar dokter laki-laki yg diduga bernama Galih itu.
Hendra pun mengikuti dokter galih,dia tidak tau apa yg akan dokter Galih bicarakan.
-
"Silahkan duduk pak"ujar dokter Galih mempersilahkan,Hendra pun menurutinya dan mengambil duduk didepan sang dokter.
"Bagimana dok kondisi Mila?"tanya Hendra membuka suara,dokter Galih tersenyum.
"Beruntungnya karna anda sudah memberikan pertolongan pertama,jadi kondisi nona Emila tidak buruk,dan ya-"
"Alhamdulillah janin yg ada didalam perut nona Emila juga baik-baik saja"imbuh dokter Galih.
Jika ada kata lain selain terkejut mungkin itu yg Hendra rasakan,matanya membulat sempurna,apa?Emila hamil,oleh siapa?
Hendra mencoba untuk menenangkan dirinya,dokter kembali berucap.
"Kenapa anda sangat terkejut pak,nona Emila istri anda bukan?"dokter bertanya karna memang dia tidak tau yg sebenarnya.
"I-iya dokter sa-saya suami Mila,saya hanya terkejut karena istri saya tidak memberitahukan kehamilannya,mungkin dia ingin memberikan kejutan"ujar Hendra mencoba untuk tersenyum didepan dokter.
Sang dokter membalas tersenyum
"Ini vitamin yg harus anda tebus di apotek,beberapa hari yg lalu istri anda datang kemari untuk memeriksa kesehatannya,dan ternyata dia hamil,lalu saat saya beritahukan dia malah berlari tanpa membawa resep obat dan vitamin yg sudah saya catatkan"jelas dokter Galih,menyerahkan sebuah kertas kecil dengan tulisan tinta hitam.
Hendra mengangguk dan menerima kertas itu.
-
Gadis yg tadinya berbaring lemah dibrankar rumah sakit itu kini telah mencapai posisi duduk,dia tidak tahu siapa yg membawanya kesini.
Dia masih mengingat jelas saat dimana Izzi menawarkannya sebuah wine,lalu saat Mila akan mengambilnya Izzi malah mendorongnya kekolam renang.
Mila bersumpah akan membalas apa yg dilakukan Izzi padanya,dia telah salah sasaran,Mila akan membuat Izzi menyesal karna pernah melakukan hal ini,Mila benar-benar bersumpah.
Suara pintu yg terbuka membuat atensi Mila teralihkan,dia bisa melihat pria dengam balutan kemeja berwarna putih itu berdiri diambang pintu.
Pak Hendra?
Pak Hendra melangkah dengan tatapan yg sulit untuk diartikan,Mila berpikir apakah pak Hendra yg membawanya kesini?
"Kamu sudah sadar?"tanya Hendra masih tak mengubah fokusnya pada satu titik,Mila mengangguk ragu,entah kenapa pak Hendra terlihat mencekam.
"Anda yg menolong saya?"tanya Mila balik,Hendra mengangguk sebagi jawaban, "terimakasih"
"Siapa yg menghamili kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC
Teen FictionKang plagiat harap menjauh! - Obsesi yg perlahan mengubah takdir,hingga terjebak dalam hubungan toxic yg rumit. Hingga hubungan toxic itu juga yg memunculkan rentetan masalah,hingga teror pembunuhan yg entah siapa pelakunya. Kisah ini berubah menjad...