31/

24 1 0
                                    

Happy and enjoy.

Happy reading♡

.
.
.

02.00 wib

Suasana terasa sangat hening,dikamar itu,hening, sangat hening.Bahkan keheningan itu sampai membuat suara dentingan jam terdengar begitu jelas.

Namun keheningan itu terganggu untuk beberapa saat.Suara bel itu masuk menyapa telinga,namun pertanyaannya,apakah pemilik apartemen akan mendengar suara bel itu?

Mengingat jam berapa sekarang.

Pria yg menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut itu mengucek matanya setelah menurunkan selimut hingga pinggang ,dan kini ia sudah mencapai posisi terduduk.

Hendra,pria itu menyalakan lampu dikamarnya dan melihat jam dinding.

"Jam 3 dini hari,dan ada yg memencet bel?"Hendra bergumam bertanya pada dirinya sendiri sambil memasang kaosnya yg sempat ia tanggalkan.

"Semoga saja itu bukan hantu yg iseng ingin menakuti"ujarnya,meskipun berkata begitu ia terus berjalan kearah pintu dan akan membukanya.

Dinyalakannya lampu diruang tengah yg juga cahayanya membias sampai kedepan pintu apartemen.Sebelum membuka kunci pintu pria itu melirik kearah interkom,Hendra tidak sembarangan akan membuka pintu tanpa mengintip dulu.

Kalau hantu sih tidak apa,bagaimana kalau orang jahat? Itu menurut Hendra.

Setelah yakin dengan siapa yg ia lihat dari balik interkom,pria itu segera membuka pintu.Dan sesuai yg ia lihat dari interkom,Laskar.

Pria yg masih dengan balutan baju polisi itu tersenyum kala wajah Hendra tampak,ia berhambur memeluk Hendra dan melakukan tos setelahnya.

"Kamu terlambat Laskar"pria itu berujar dan mengajak Laskar untuk masuk kedalam apartemen miliknya dengan tangan yg berada dibahu Laskar.

Pria bernama Laskar itu mendesis dan tertawa kecil."Jangan marah,aku mendapat tugas yg sangat mendadak dan tidak bisa diabaikan"Laskar memberi jawaban sebenarnya.

"Bukankah kamu  berkata bahwa yg akan mengantarkan adalah anak buahmu,namun sekarang?"Hendra kembali berujar.

Kini keduanya sudah mengambil duduk disofa ruang tengah apartemen itu.

"Kamu tidak mengerti Hendra?sangat tidak peka"

"Kamu sepupuku,kita sangat lama tidak bertemu,dan tiba-tiba kamu menelfon meminta bantuan padaku.Kamu tidak merindukan sepupumu ini?"Laskar berujar dengan nada menyindir.

Hendra menggeleng.

"Aku mengerti Laskar,kamu tidak berubah"Hendra menepuk bahu pria dengan seragam polisi itu dengan senyum khasnya.

"Ini,dua setel baju yg kamu minta"Laskar membuat atensi pria dengan kaos polos itu berubah,ia menatap dua setel baju seragam polisi yg masih lengkap dengan bungkusnya.

"Dan mobil dinasnya sudah kuparkirkan dengan rapi dibasment apartemen ,kuncinya"

Hendra menatap kunci mobil yg teracung diudara itu,Laskar menyerahkannya pada Hendra dengan senang hati.

"Terimakasih Laskar,bantuanmu sangat berarti untukku,perlu kamu ketahui bahwa kamu menyumbang 15% dari masa depanku"Hendra berujar.

Sedangkan Laskar hanya menggeleng dan tertawa mendengar ucapan Hendra yg menurutnya terlalu puitis.

"Kamu serius tidak akan menceritakan sesuatu tentang hal ini?"Laskar kembali berujar dan menyandarkan tubuhnya pada punggung sofa.

Pria dengan balutan kaos polos itu sedikit terlihat bingung,namun detik berikutnya ia sudah mengerti maksud dari kalimat tanya dari Laskar.

TOXICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang