Matahari pun terbit mengganti tugas nya dengan sang penguasa malam dan cahaya matahari mulai terbit perlahan-lahan membuat semua dunia menjadi cerah , cahaya matahari masuk melalui celah celah jendela membuta laura yang tertidur terganggu dengan sinar matahari yang terkena mata nya , membuat diri nya silau .
Laura perlahan lahan mata nya mengedip menyesuaikan diri dengan cahaya matahari ,laura bangun dari tidur nya dia masih ingat jika posisi nya sekarang masih berada di dalam gudang laura merintih saat tangan nya tersentuh sesuatu darah yang kemarin keluar begitu banyak sekarang mengering .
Laura memegang tangan nya sendiri menutup mata nya ,berdoa jika ini hanya sebuah mimpi ,namun kenyataannya tidak bisa di ubah jika kemarin itu dia yang mengalami bukan hanya sebatas mimpi .
Laura merintih mengeluarkan serpihan kaca yang tertancap di tangan nya menahan rasa sakit ,laura menghela nafas saat pecahan kaca itu sudah keluar dari tangan nya .
Laura mengambil perban yang ada di gudang membalut tangan nya ,laura meringis menahan sakit di bagian sudut bibir nya yang ternyata robek laura hanya bisa diam sambil meratapi nasibnya nya sendiri .
Tok tok tok
"Non laura apa non laura udah bangun ,ini bik Yanti non "ujar bik Yanti mengetuk pintu gudang dari luar , perasaan nya khawatir sejak kemarin karena diri nya melihat laura yang babak belur dan tangan nya berdarah tak bisa berbuat apa apa karena dia tau jika posisi diri nya hanya sebagai pembantu di sini .
Laura yang mendengar ketukan di luar pintu , mendengar jika suara bik Yanti menyapa telinga nya ,laura tersenyum manis walaupun dengan semua yang dia alami kemarin laura sama sekali tidak ada rasa dendam sama sekali dengan ibu nya namun laura sangat mencintai ibu nya walaupun ibu nya memperlakukan nya lebih buruk dari pada binatang pun diri nya tak akan pernah marah .
Laura menyeret tubuh nya yang lusuh baju kemarin yang dia pakai terkena noda darah dan minuman keras yang di minum ayah tiri nya ,jika mengingat ke jadian kemarin laura benar benar sangat kecewa kepada diri nya namun diri nya hanya bisa pasrah dan rela dengan nasib nya .
Laura memegang pintu dan mengetok nya pelan .
"Bi-bik laura di sini bik buka laura takut bik"ujar laura dengan suara paruh , sekarang masih pukul empat pagi walaupun dengan badan yang sangat lemas dan lesu baju yang sangat lusu laura tetap harus bisa bertahan dengan semua ini .
"Non tunggu sebentar bibik bakalan bukain non bertahan ya non "ujar bik Yanti penuh dengan khawatir .
Perlahan knop pintu terbuka membuat laura tersenyum menatap bik Yanti yang ada di depan nya ,tidak ada siapa siapa di dunia ini yang memahami diri nya selain bik Yanti ,laura tidak bisa membayangkan nasib nya jika bik Yanti harus pergi dari rumah ini suatu saat nanti .
"Non laura gak papa "ujar bik Yanti memeriksa ke adaan laura ,namun hanya di balas gelengan dan senyuman manis dari laura .
"Gak papa kok bik cuka luka kecil saja bibik gak perlu khawatir kata ayah laura wanita hebat laura putri ayah "ujar laura dengan nada lembut namun sedikit paruh akibat fisik nya yang sangat lemah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detik Laura
Teen Fiction"di setiap pertemuan pasti ada sebuah perpisahan" Detik Laura Laura kenanga gadis yang selalu ,menyebar senyum nya kepada siapa pun ,selalu menyembunyikan rasa sakit yang dia hadapi ,dunia nya hancur berantakan ,namun dia pura pura tersenyum untuk...