✧Welcome to my first book S2( ˘ ³˘)♡
✿____________________________________________✿
10 Tahun sudah berlalu semenjak tersegelnya penyihir jahat bernama 'ETERNEES', Semuanya sudah sangat membaik sejak penyihir tersebut di segel. Namun siapa sangka kal...
⚠︎𝐖𝐀𝐑𝐍𝐈𝐍𝐆⚠︎ ➪Typo adalah seni, semakin banyak typo maka semakin banyak seni ➪ Tak bermaksud menyinggung siapapun ➪ Maaf apabila terdapat penulisan kata yang salah ➪ Gore!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Chapter 6 : 5 Orang Misterius]
꒦꒷o0o꒷꒦
Pukul : 10.00 Latar : Hutan N.Khatulis
“Mari pulang~ marilah pulang~ marilah pulang~ bersama-sama~. Aseq! Suara gua bagus kan!” nyanyi seorang country yang tengah mempacking barang-barang nya ke dalam tas.
“Hilih kagak!” sahut salah satu country yang juga tengah membedah tenda.
Mari kita panggil mereka Malaysia dan Philippines.
Malay:“Yeu! Iri lu ya, gak punya suara sebagus gua!” ucap Malay dengan nada mengejek.
Phil:“Hah! Apa! Gua! Iri?! Kagak lah, jelas-jelas suara gua lebih bagus dari pada suara lu!” jawab Phil tak kalah mengejeknya.
Malay:“Yeu, suara kayak toa aja belagu!”
Phil:“Lah terus, suara lu kayak apaan! Elpiji meledak?! hah! Ngaca brother!!!”
ASEAN:“HEH! ANAK-ANAK PUNGUD! Bisa diem gak! Panas kuping papa, denger kalian adu mulut!” Teriak ASEAN yang sedari tadi sudah muak dengan kedua anak pungut nya yang terus adu mulut.
Malay&Phil:“Ashiap bapack laknat!” sahut Malay dan Phil secara bersamaan.
ASEAN:“HEH! APA KATA KALIAN!” teriak ASEAN.
Malay:“Ih kok ngamuk!” sahut Malay dengan sedikit berteriak.
ASEAN:“Ya emang ngapa!” balas ASEAN tak kalah ngegas.
Phil:“Awokawokawok!”
“Hahahaha!!!” Sementara para murid dan guru yang melihat adu mulut antara bapak angkat dan anak pungut itu, hanya bisa tertawa karena tingkah mereka.
“Apa ini normal?” tanya seorang pemuda dengan surai merah putih yang tengah memasukkan beberapa baju kedalam ransel nya.
“Ya, tentu saja ini normal, nak Indo” sahut seorang wanita.
Indonesia yang mendengarnya pun hanya membalasnya dengan anggukan. Ya, ia belum pernah melihat keluarga seperti ini sebelumnya, yang sering bertengkar, adu mulut, hanya karena hal sepele.
