PART 2 : SETAJAM PISAU

1.3K 132 0
                                    


SEBELUM MEMBACA BUDAYAKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU YA GAISSS

JANGAN LUPA SHARE DAN PROMOSIKAN KE TEMAN-TEMAN KALIAN

HAPPY READING
____________________________

HAPPY READING____________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 2 : SETAJAM PISAU

Kata-kata memang tak berupa, tapi kekuatannya setara dengan pisau yang tajamnya tak terkira.

Suara teriakan supporter dan cheerleaders yang beradu dengan para supporter lawan ikut memeriahkan pertandingan babak pertama antara SMA HILTON dan SMA VICTOR yang baru dimulai lima menit yang lalu.

Setiap tahunnya untuk merayakan dies natalis SMA HILTON memang selalu mengadakan lomba futsal antar sekolah.

Siswi-siswi begitu bersemangat menyoraki pemain dari HILTON yang tengah mengoper bola layaknya pemain timnas. Teriakan itu makin keras ketika pemain dengan nomor punggung 3 di tengah lapangan sana bergerak lincah dan berhasil memasukkan bola ke gawang lawan di menit ke sepuluh.

Laskar Manendra. Cowok yang baru saja mencetak gol itu melakukan selebrasi dengan menyingkap kaus bagian depannya, menampakkan perutnya yang sispax, dan dengan setengah berlari ia mengangkat tangannya ke atas membentuk sarangheyo yang ditanggapi pekikan histeris oleh cewek-cewek.

"Aaaa! Laskarrr! Sarangheyooo!" teriak seorang perempuan berponi antai badai yang katanya seperti milik Lisa Blackpink.

Afroza memukulkan botol air mineral bekas ke pahanya dengan semangat. Bendahara satu Osis itu nyaris saja berdiri dan jingkrang-jingkrak jika perempuan berambut coklat bergelombang yang diurai sepinggang di sebelahnya itu tidak menahannya.

"Za, jangan berdiri!" tegur Niskala si sekretaris satu Osis itu lembut.

Afroza tidak jadi berdiri. Namun, ia memutar kepalanya matap lelaki berkulit sawo matang yang duduk di sampingnya, Aksara. Kelima inti OSIS saat ini memang sedang menyaksikan pertandingan sepak bola di tribun penonton.

"Mas Aksa!" panggilnya berhasil mengalihkan atensi Aksara yang berdecak kagum pada sang adik yang kini mengembangkan senyum ke arahnya, seolah ingin menunjukkan kebahagian atas keberhasilannya mencetak gol.

Perempuan bermata bundar itu berdeham pelan sebelum memulai menyanyikan sebuah lagu dengan suaranya yang merdu. "Adimu semangatku... ojo ngasi melayu ning akuuu," nyanyinya berhasil menciptakan senyum di bibir sang ketua.

(Adikmu semangatku... jangan sampai lari ke aku).

Aksara tertawa kecil. Dia kemudian mengacak rambut bendaharanya itu gemas layaknya seorang kakak pada sang adik. Tanpa sadar membuat hati Afroza ikut teracak-acak.

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang