PART 20 : KEPEDULIAN YANG TAK PERNAH DINILAI
Sebuah permainan itu akan selesai jika ia gagal atau jika memang sudah waktunya mencapai finish. Jadi, lanjutin semuanya sampai lo memenangkan permainan itu.
"Lo kenapa pake cardigan sama masker, Al? Sakit?" tanya Afroza ketika bertemu dengan Alinea di koridor.
Gadis berbandana merah itu mengangguk, enggan mengeluarkan suara. Keduanya pun melanjutkan langkah mereka menyusuri koridor kelas sebelas.
Aliena terus berjalan tanpa suara, sesekali tangannya naik membenarkan letak maskernya.
"Lo kenapa sih, Al? Kok diem mulu?" Kening Afroza berkenyit melihat gadis berbandana merah itu yang sama sekali tak mau mengeluarkan suara. Ia bahkan berjalan sambil merunduk seolah tak ingin diketahui oleh siapapun.
Alinea menggeleng. "Gue nggak papa, Za. Cuman lagi flu aja," jawabnya dengan suara sengau yang kentara.
Namun, Afroza tidak mudah percaya begitu saja. Mata bundar gadis berponi itu memicing. Dia meneleti penampilan Alinea yang tampak kacau dari atas sampai bawah. Mulai dari rambutnya yang kusut, bajunya yang lepek seperti tak disetrika, dan kaus kaki yang panjang sebelah.
"Lo baik-baik aja kan, Al?" Ia kembali bertanya untuk memastikan.
Alinea mengangguk. "Iya, gue nggak papa kok, Za." Gadis itu makin mempercepat langkahnya menuju kelas. Ia bahkan meninggalkan Afroza yang masih mengamatinya.
Bruk!
Karena terburu-buru dan berjalan sambil merunduk Alinea tak memerhatikan depan ia tak sengaja menabrak dada bidang seseorang. Membuat gadis itu terpental dan mundur dua langkah.
"Eh, maaf gue nggak sengaja," ujar seseorang yang kini berdiri menjulang di depan gadis itu. Tala.
"Loh, Al! Lo ngapain pake masker?" Pertanyaan yang sama dengan pertanyaan Afroza keluar dari mulut cowok berlesung pipi itu. Mata elang Tala pun kini memindai penampilan Alinea.
"Alinea lagi sakit, Tal. Katanya lagi flu." Bukan gadis itu yang menjawabnya melainkan Afroza yang kini sudah berdiri di sebelahnya.
Niskala yang semula berada di belakang Tala, menghampiri Alinea dan memegang kening gadis itu. Membuat gadis itu sedikit tersentak dan mundur selangkah, menjauhkan tubuhnya dari Niskala.
"Badan kamu juga anget, Al. Mendingan kamu istirahat aja di UKS biar aku sama Afroza yang anter," ujar gadis berkulit putih itu tampak khawatir.
"Gue nggak papa, Kal. Gue udah minum obat kok kalian tenang aja."
Tak ada jawaban. Ketiga temannya itu menatap Alinea penuh curiga. Mereka bisa merasakan ada sesuatu yang gadis itu sembunyikan.
"Lo yakin nggak papa, Al?" Tala memicingkan mata dengan wajah datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA (TAMAT)
Teen FictionApa yang terlintas di benak kalian mendengar kata Ketua Osis? Sudah pasti cowok keren, dingin, dan populer, kan? Kalau iya berarti kalian perlu membaca cerita yang satu ini. Ini tentang Aksara si ketua Osis yang menyandang disabilitas bawaan lahi...