PART 10 : JANGAN JATUH CINTA SAMA GUE

802 103 11
                                    

HAPPY READING

______________________________________

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PART 10 : JANGAN JATUH CINTA SAMA GUE

Gue itu pecahan kaca. Semakin lo berusaha genggam lo akan semakin terluka dan kesakitan.

~Alinea Quanda Elakshi


"S-sorry." Alinea menjauhkan tubuhnya dari Aksara menyadari apa yang telah ia lakukan.

Gadis berbandana merah itu membuang muka dan menegakkan tubuh sambil memeluk tas di dalam dekapannya dengan erat. Sedikit meremasnya untuk menghilangkan salting yang melandanya detik ini.

Aksara masih diam seribu bahasa. Berusaha menetralkan degup jantungnya yang bagai dipukul genderang. Pelukan refleks beberapa detik tadi nyatanya bagai sengatan listrik yang memacu jantungnya hingga berdetak tak karuan. Bahkan pipi laki-laki berjaket hitam itu terasa panas dan memerah. Sedahsyat itu rupanya efek pelukan tak sengaja Alinea untuknya.

"Lo takut petir?" tanya Aksara setelah berhasil mengendalikan dirinya.

Alinea masih enggan menjawab. Dia makin merapatkan kedua kakinya dan mendekap tasnya semakin erat.

"Kalau lo takut petir lo bisa pegang tangan gue, Al." Aksara menawarkan diri. Telapak tangannya terulur di depan Alinea. Namun, gadis itu mengabaikannya.

"Nggak usah."

Aksara tersenyum kecil mendapati penolakan itu. Kembali menarik tangannya dan menikmati perjalanannya yang baginya sangat indah ini. Untuk pertama kalinya ia menaiki becak dan terlebih ada Alinea di sisinya. Aksara tidak tahu rasa syukur seperti apa lagi yang harus ia panjatkan pada Tuhan karena telah dibuat sebahagia ini.

Bola mata teduh laki-laki itu bergerak ke samping, melirik Alinea yang tampak menarik rok abu-abunya yang   panjangnya di bawah lutut. Kakinya juga makin merapat dengan tangan yang mendekap erat tubuhnya.

Alinea kedinginan.

Melepas jaket bersimbol Yin Yang di bagian punggungnya, Aksara menutupkan jaket itu di atas paha Alinea yang sebenarnya sudah tertutup oleh rok.

"Enggak usah, Sa."

Aksara langsung mencegah gadis itu yang hendak mengambil jaketnya.

"Biar lo nggak kedinginan, Al."

Mendengar penuturan lembut Aksara gadis itu mengurungkan niatnya mengambil jaket.

"Oke. Thanks, Sa," ujarnya tulus disertai senyum tipis. Sangat tipis sampai Aksara tidak sadar dengan senyuman itu.

Alinea memalingkan wajahnya. Dia menatap titik-titik hujan yang turun membasahi jalanan. Ada perasaan iba ketika melihat ketulusan Aksara padanya. Padahal selama ini ia selalu menjadi pemantik untuknya.

AKSARA (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang